PLTS merupakan salah satu solusi untuk mengurangi polusi akibat
pembangkit termal dan sesuai untuk memasok beban di kota besar misalnya
Bogor yang memiliki beban puncak pada siang hari. Ada calon pengembang
yang memiliki lahan kosong yang dekat dengan Gardu Induk PLN Cileungsi (850
m) dan berencana untuk membangun PLTS skala 1 MWp.
Interkoneksi PLTS dengan grid PLN memerlukan analisis untuk
menentukan desain terbaik interkoneksi antara PLTS dengan grid PLN. Penulis
akan menggunakan bantuan software ETAP 12.6 untuk analisis aliran daya,
hubung singkat dan transient sehingga desain interkoneksi tidak akan
menyebabkan kerugian baik bagi pengembang maupun bagi PLN. Dari hasil
simulasi diketahui bahwa tidak PLTS tidak menimbulkan dampak negatif (rugi
rugi daya kecil, drop tegangan kecil, dan nilai arus hubung singkat yang terjadi
tidak melebihi kapasitas peralatan), serta jika ada gangguan pada unit PLTS,
transient menunjukkan dalam waktu 1 detik sistem sudah kembali stabil. Dari sisi
ekonomi, tarif listrik PLTS ini yang menarik bagi investor yaitu 16,13 cent
USD/kWh dengan IRR 10%, namun tidak dapat disesuaikan dengan Permen
ESDM No.50 Tahun 2017 dikarenakan nilai BPP setempat terlalu rendah. Oleh
karena itu, kajian lebih detail dari pemerintah diperlukan untuk penentuan tarif
listrik EBT di sistem dengan BPP rendah.