Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan energi terbarukan untuk produksi listrik
secara global, pasokan energi listrik intermittency menjadi masalah yang muncul
pada studi sistem tenaga. Di beberapa pulau terpencil di mana pasokan listrik
sebagian besar dipasok oleh generator diesel, integrasi pembangkit listrik PV
berpengaruh secara signifikan tidak hanya kualitas produksi tetapi juga keandalan
sistem. Untuk mengatasi masalah ini, beberapa studi disarankan untuk
memanfaatkan penyimpanan energi pada sistem yang ada. Studi ini menyelidiki
optimasi pembangkit diesel dan PV hibrida dengan memanfaatkan sistem
penyimpanan baterai. Ini mencakup studi kapasitas dan rekayasa, analisis
ekonomi, studi integrasi daya dan dampaknya terhadap sistem jaringan distribusi
yang ada. Penelitian dilakukan di pulau Nusa Penida, Bali dengan penyinaran
matahari 5,36 kWh / m2 / hari. Baru-baru ini listrik untuk pulau ini dipasok oleh
pembangkit listrik diesel 7 x 1,7 MW melalui jaringan distribusi 20 kV. Desain,
simulasi dan analisis tekno-ekonomi dilakukan dengan menggunakan perangkat
lunak Homer Pro dan analisis aliran daya dengan ETAP. Dari beberapa skenario
yang diuji, penelitian ini menemukan bahwa pembangkit listrik hibrida yang optimal
terdiri dari PV10 MWp dan penyimpanan baterai 10 MWh yang menghasilkan listrik
dengan LCOE 9,45 c USD / kWh. Ini mengurangi produksi listrik hingga 40% dari
harga saat ini. Studi ini menekankan bahwa penetrasi energi terbarukan di pulau
pulau mikrogrid dapat ditingkatkan dengan memanfaatkan teknologi penyimpanan
energi secara optimal.