This is the latest version of this item.

Penetrasi pembangkit listrik energi baru dan terbarukan di Indonesia
semakin ditingkatkan guna memenuhi target bauran energi pada RUPTL. PLTS
dengan skala besar dapat dibangun dan dikoneksikan pada sistem jaringan listrik.
Namun pembangkit dengan kategori Variable Renewable Energy (VRE) seperti
PLTS bersifat intermittent sehingga akan mengganggu kestabilan sistem tenaga
listrik. PLTA Pumped Storage merupakan pembangkit listrik yang mampu menjadi
pembangkit pengimbang bagi sifat intermittent PLTS, karena memiliki ramping rate
yang cepat. Penelitian ini akan melakukan pemodelan operasi sistem dimana
terdapat PLTA Pumped Storage sebagai penyimpan energi (energy storage) serta
adanya integrasi PLTS Skala Besar ke dalam sistem tenaga listrik. Analisis yang
dilakukan adalah mendefinisikan pola operasi sistem ketika PLTS Skala Besar
sebagai pembangkit utama dikombinasikan dengan PLTA Pumped Storage sebagai
penyimpan energi, guna memenuhi beban sistem dengan dua skenario yaitu saat
beban siang dan beban malam hari. Kemudian selanjutnya dilakukan skema
formulasi Economic Dispatch dengan metode equal lambda pada pembangkit
termal PLTD dan PLTU untuk membagi daya output pembangkit tersebut. Hasil
penelitian menyimpulkan bahwa pemodelan dan simulasi operasi sistem PLTH
dilakukan dengan mengkombinasikan unit-unit pembangkit termal konvensional
dengan pembangkit VRE yang bersifat intermittent, dan energy storage
menggunakan sistem pumped hydro storage yang memanfaatkan air laut. Skema
ini dapat diterapkan untuk pulau-pulau berukuran kecil hingga sedang, guna
mendukung kegiatan ekonomi lokal dengan memanfaatkan potensi energi
terbarukan lokal.