Sistem grounding merupakan bagian penting dalam sistem tenaga listrik secara
khusus sistem tenaga listrik dalam gedung. Sistem grounding gedung yang
kurang baik akan membahayakan manusia di sekitar area gedung dan tidak ada
proteksi bagi peralatan-peralatan listrik yang terpasang. Material aditif dan
pengoptimalan desain elektrode merupakan solusi umum untuk memperbaiki.
Penelitian ini dilakukan dengan melakukan evaluasi pemanfaatan sumur resapan
sebagai metode baru sistem grounding pada gedung. Di sebagian kota besar,
sumur resapan merupakan fasilitas yang wajib dimiliki suatu bangunan untuk
upaya mengurangi air permukaan dan menjaga kuantitas air tanah. Sistem
grounding yang terpasang dalam penelitian ini adalah type TN-S dengan
menggunakan elektrode batang tunggal berbahan baja dilapisi tembaga,
dilakukan pengukuran dalam periode waktu yang berbeda. Nilai resistansi
terukur sebesar 3 Ω dan 6 Ω, setelah implementasi sumur resapan sebagai
sistem grounding, nilai resistansi menjadi 0,75 Ω. Elektrode batang dengan
spesifikasi yang sama ditanam pada sumur resapan dan ditemukan nilai
resistansi tanah lebih rendah. Ditemukan bahwa dengan confidence intervals
sebesar 95% menggunakan stastistik z-test terdapat perbedaan penggunaan
energi distribusi harian pemanfaatan sumur resapan menjadi lebih rendah
dibanding saat menggunakan sistem grounding yang sudah ada.