Berdasarkan data historical gangguan di PT PLN (Persero) UPT Tanjung Karang sendiri petir masih menjadi penyumbang persentase terbesar penyebab gangguan di sistem transmisi. Hampir setiap tahun lebih dari 70% gangguan pada jaringan transmisi disebabkan oleh petir. Pada penelitian ini dilakukan analisis sambaran petir di seluruh segmen penghantar. Dengan mempertimbangkan segmen yang merupakan jalur backbone maka analisis lebih lanjut dilakukan pada segmen SUTT 150 kV Kotabumi – Tegineneng. Analisis performa petir pada jalur transmisi SUTT 150 kV Kotabumi – Tegineneng dilakukan. Karakteristik petir pada saluran transmisi dievaluasi, selanjutnya dilakukan analisis flash collection rate, EGM, analisis Shielding Failure Flashover Rate (SFFOR) dan Back Flashover. Berdasarkan hasil analisis sambaran petir yang sudah dilakukan diperoleh bahwa 91.08 % sambaran petir yang terjadi adalah jenis sambaran polaritas negatif dan 8.92% adalah jenis sambaran polaritas positif. Karakteristik petir pada saluran transmisi berdasarkan data sambaran dalam kurun waktu 2021 s.d. 2023 memiliki rata - rata arus puncak sambaran negatif sebesar -77.6 kA, dengan maksimum arus puncak sambaran -220 kA dan minimum -3 kA. Rata – rata kerapatan sambaran petir pada radius 1 km dari jalur transmisi adalah 3 kali sambaran /km2/tahun, dan peluang terjadinya shielding failure flashover pada jalur transmisi SUTT 150 kV Kotabumi – Tegineneng adalah 1 kali kejadian per 100 km per tahunnya sedangkan peluang terjadinya back flashover sebanyak 41 kali sambaran per 100 km per tahun. Hal ini mengindikasikan pada jalur SUTT 150 kV Kotabumi – Tegineneng, mayoritas terjadinya gangguan transmisi yang disebabkan oleh petir adalah dikarenakan adanya back flashover. Sehingga perlu dilakukan upaya mitigasi untuk mengurangi dampak back flashover.