Untuk menjadi sebuah provinsi maju salah satu indikatornya adalah konsumsi listrik
perkapita. Untuk mencapainya maka diperlukan ketersediaan energi agar mencukupi
kebutuhan sektor rumah tangga, transportasi, industri maupun komersial. Pada kondisi
saat ini telah diketahui konsumsi listrik perkapita Provinsi Kalimantan Selatan masih
rendah. Penelitan ini bertujuan untuk memproyeksikan konsumsi listrik perkapita
sampai tahun 2032 dan membuat skenario supply energi dan menghitung dampak emisi
CO2 jika menggunakan PLTU. Pada penelitian ini menggunakan LEAP untuk
memodelkan dan memprediksi konsumsi listrik perkapitan dan emisi CO2. Metodologi
yang digunakan adalah pendekatan end-use yang juga dikenal sebagai pendekatan
engineering model dan untuk proyeksi emisi metode perhitungan yang digunakan
adalah metode neraca sistem. Hasil analisis data yang menunjukkan tahun 2022 hingga
2032 menghasilkan kesimpulan sebagai berikut. Konsumsi listrik perkapita skenario
BaU diproyeksikan pada tahun 2022 sebesar
1.030,69 kWh/kapita dan menjadi
1.352,36 kWh/kapita pada tahun 2032. Sedangkan konsumsi listrik perkapita skenario
KICB diproyeksikan pada tahun 2022 sebesar 907,16 kWh/kapita dan menjadi
1.923,28
kWh/kapita pada tahun 2032.Kemudian proyeksi Emisi CO2 terbesar
dihasilkan oleh batubara jenis Lignite yaitu 37.191,53 KTon CO2 pada tahun 2022
sampai dengan 2032.Sedangkan emisi yang paling rendah dihasilkan oleh batubara jenis
Bituminous yaitu sebesar 33.088,68 KTon CO2 dari tahun 2022 sampai dengan tahun
2032