Indonesia merupakan negara agraris besar saat ini menghadapi tantangan serius dari perubahan iklim yang memengaruhi lingkungan, pangan, dan ekonomi. Pertanian vertikal berbasis Internet of Things (IoT) menawarkan solusi dengan pemantauan tanaman secara real-time untuk mengoptimalkan kondisi pertumbuhan. Namun, untuk menjaga produktivitas, data seperti suhu, kelembaban, dan kekeringan tanah harus dikirimkan secara real-time tanpa keterlambatan yang signifikan. Protokol MQTT (Message Queuing Telemetry Transport) dapat memainkan peran kunci dalam hal ini, dengan menyediakan mekanisme komunikasi yang efisien dan andal antara sensor di lapangan dan sistem pemantauan pusat. Penelitian ini mengevaluasi penerapan protokol MQTT dalam sistem pertanian vertikal IoT dengan menguji parameter Quality of Service (QoS) pada level 0, 1, dan 2. Nilai parameter yang diukur adalah throughput, packet loss, delay, dan jitter. Hasil analisis menunjukkan bahwa QoS 2 memberikan performa terbaik dengan throughput tertinggi (16,38 kbps), delay yang kompetitif (173,29 ms), dan jitter yang konsisten. Dengan ini QoS 2 dapat menjadi pilihan optimal untuk memastikan komunikasi yang stabil dan efisien, sehingga data real-time yang kritis dapat diakses tepat waktu dan mendukung produktivitas dalam sistem pertanian vertikal berbasis IoT.

Indonesia, a large agricultural country, is currently facing serious challenges from climate change that affects the environment, food, and economy. Internet of Things (IoT)-based vertical farming offers a solution with real-time crop monitoring to optimize growing conditions. However, to maintain productivity, data such as temperature, humidity, and soil dryness must be transmitted in real-time without significant delay. The MQTT (Message Queuing Telemetry Transport) protocol can play a key role in this regard, by providing an efficient and reliable communication mechanism between sensors in the field and a central monitoring system. This research evaluates the application of the MQTT protocol in IoT vertical farming systems by testing Quality of Service (QoS) parameters at levels 0, 1, and 2. The measured parameter values are throughput, packet loss, delay, and jitter. The analysis shows that QoS 2 provides the best performance with the highest throughput (16.38 kbps), competitive delay (173.29 ms), and consistent jitter. With this, QoS 2 can be the optimal choice to ensure stable and efficient communication, so that critical real-time data can be accessed on time and support productivity in IoT based vertical farming systems.