Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis fluktuasi hasil panen bawang merah di Kabupaten Bima selama tujuh tahun terakhir dengan menggunakan pendekatan regresi linier berganda. Dataset yang digunakan mencakup data luas lahan, luas panen, dan hasil produksi bawang merah dari tahun 2016 hingga 2022 yang dikumpulkan dari 17 kecamatan di wilayah tersebut. Melalui analisis data yang teliti, hubungan antara luas lahan, luas panen, dan hasil panen bawang merah diidentifikasi dan dimodelkan menggunakan metode regresi linier berganda.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara luas lahan yang digunakan untuk pertanian bawang merah, luas panen yang dihasilkan, dan hasil panen aktual. Prediksi hasil produksi untuk tahun 2022 menggunakan model regresi linier berganda menunjukkan estimasi sebesar 23.784 ton di Kecamatan Sape dan 35.517 ton di Kecamatan Lambu.Penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang faktor faktor yang memengaruhi produksi bawang merah di Kabupaten Bima. Implikasi temuan penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk merumuskan kebijakan yang lebih efektif dalam pengembangan pertanian dan pengelolaan sumber daya pertanian di wilayah tersebut.

This research aims to analyze the fluctuation of shallot harvest yields in Bima Regency over the past seven years using the multiple linear regression approach. The dataset comprises data on land area, harvest area, and shallot production yields from 2016 to 2022, collected from 17 districts in the region. Through meticulous data analysis, the relationship between land area, harvest area, and shallot harvest yields is identified and modeled using the multiple linear regression method.The results indicate a significant correlation between the land area used for shallot cultivation, the harvest area, and the actual harvest yields. Predictions for the 2022 harvest yields using the multiple linear regression model show estimates of 23,784 tons in Sape District and 35,517 tons in Lambu District.This research provides deeper insights into the factors influencing shallot production in Bima Regency. The implications of these research findings can serve as a basis for formulating more effective policies in the development and management of agricultural resources in the region.