Pesantren Teknologi Informasi dan Komunikasi PeTIK merupakan Lembaga Pendidikan Vokasi (Diploma 1) berbasis teknologi informasi yang islami tanpa biaya. Setiap tahunnya melakukan seleksi untuk mencari mahasantri yang diberikan kesempatan untuk mendapatkan program beasiswa di Pesantren PeTIK. kerap petugas mendapat kendala dalam proses seleksi, hal tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu tempat tes yang berbeda setiap daerahnya, kuota yang diberikan tidak sebanding dengan banyaknya pendaftar dan juga singkatnya waktu yang diberikan kepada panitia. Untuk mengatasi
kendala tersebut alternatif yang diusulakan dalam penelitian ini adalah melakukan seleksi peserta pendaftar mahasantri baru Pesanten PeTIK dengan mengimplementasikan Algoritma K-Nearest Neighbor. Algoritma K-Nearest Neighbor akan mengklasifikasi peserta menjadi dua kelas peserta lulus dan tidak lulus. Pengujian algoritma dilakukan dengan menggunakan metode Confusion Matrix. Dalam penelitian ini terdapat dua skenario pengujian, pada skenario pertama didapatkan akurasi terbaik sebesar 92,04% sedangkan pada skenario kedua didapatkan akurasi terbaik sebesar 94,05%.

Pesantren Information and Communication Technology PeTIK is a Vocational Education Institution (Diploma 1) based on Islamic information technology at no cost. Every year it makes a selection to find students who are given the
opportunity to get a scholarship program at Pesantren PeTIK. Officers often encounter problems in the selection process, this is due to several factors, namely different test sites for each region, the quota given is not proportional to
the number of registrants and also the short time given to the committee. To overcome these obstacles, the alternative proposed in this study is to select new student registration participants for PeTIK students by implementing the KNearest Neighbor Algorithm. The K-Nearest Neighbor algorithm will classify participants into two classes of participants passing and not passing. Algorithm testing is done using the confusion matrix method. In this study, there are two
test scenarios, in the first scenario the best accuracy is 92.04%, while in the second scenario the best accuracy is 94,05%