Pembuatan paving block yang semakin lama semakin meningkat mengakibatkan pemakaian bahan semen dan pasir alam meningkat juga. Untuk mengurangi penggunaan semen dan pasir alam salah satu solusi untuk bisa memenuhi kebutuhan pembuatan paving block adalah dengan memanfaatkan limbah yang dihasilkan dari lingkungan maupun industri seperti abu tongkol jagung, bonggol jagung, fly ash, bottom ash dan lain lain. Pada penelitian ini dipilih limbah abu arang tempurung kelapa dan sandblasting sebagai substitusi semen dan pasir karena kedua limbah tersebut belum dimanfaatkan secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kuat tekan pada umur 7 hari, 14 hari dan 28 hari serta daya serap air pada umur 28 hari. Perbandingan semen dan pasir yang digunakan adalah 1 : 3. Abu arang tempurung kelapa sebagai substitusi tetap semen sebesar 5% dan limbah sandblasting sebagai substitusi pasir dengan variasi 0%, 25%, 50%, 75% dan 100%. Hasil dari penelitian ini menunjukkan nilai kuat tekan paving block pada umur 28 hari berturut-turut adalah paving block normal sebesar 36,417 MPa, variasi 1 (AATK 5% + LS 0%) sebesar 37,500 MPa, variasi 2 (AATK 5% + LS 25%) sebesar 31,750 MPa, variasi 3 (AATK 5% + LS 0%) sebesar 28,250 MPa, variasi 4 (AATK 5% + LS 0%) sebesar 27,167 MPa dan variasi 5 (AATK 5% + LS 0%) sebesar 27,833 MPa. Hasil nilai kuat tekan paling optimum ditunjukkan oleh variasi 1 (AATK 5% + LS 0%) sebesar 37,500 MPa yang dapat dikategorikan mutu A diperuntukkan sebagai jalan. Sementara itu hasil nilai daya serap pada paving block berturut-turut adalah 7,766%, 7,431%, 4,819%, 4,476%, 3,430% dan 2,702%.

The increasing production of paving blocks has led to higher consumption of cement and natural sand. To reduce the use of cement and natural sand, one possible solution is to utilize waste materials from the environment or industry, such as corn cob ash, fly ash, bottom ash, and others. In this study, coconut shell charcoal ash and sandblasting waste were selected as partial replacements for cement and sand, since these two wastes have not been optimally utilized. The purpose of this research is to determine the compressive strength at 7, 14, and 28 days, as well as the water absorption at 28 days. The cement-to sand ratio used was 1:3. Coconut shell charcoal ash was used as a constant 5% cement replacement, while sandblasting waste was used as a partial replacement for sand with variations of 0%, 25%, 50%, 75%, and 100%. The results showed that the compressive strength of paving blocks at 28 days were as follows: normal paving block = 36.417 MPa, variation 1 (CSCA 5% + SW 0%) is 37.500 MPa, variation 2 (CSCA 5% + SW 25%) is 31.750 MPa, variation 3 (CSCA 5% + SW 50%) is 28.250 MPa, variation 4 (CSCA 5% + SW 75%) is 27.167 MPa, and variation 5 (CSCA 5% + SW 100%) is 27.833 MPa. The optimum compressive strength was obtained in variation 1 (CSCA 5% + SW 0%) with 37.500 MPa, which falls into quality class A, suitable for road applications. Meanwhile, the water absorption values of the paving blocks were 7.766%, 7.431%, 4.819%, 4.476%, 3.430%, and 2.702%, respectively.