Tobacco is a plant where the leaves are used as raw material for making cigarettes and cigars. Before being processed into cigarettes, there is a fermentation process in tobacco
leaves where this process still uses conventional methods to keep the room temperature and humidity stable. This is what makes tobacco leaves damaged and not getting the desired quality, need a monitoring and controlling tools to maintain temperature and humidity with the IoT concept and can be controlled remotely using the Blynk application. The controlling process applies the Sugeno fuzzy method to control the speed of the heating, cooling, and misting elements. Test results data at one time the temperature sensor shows a value of 30.8C, and a temperature measuring instrument shows a value of 29.3C. Data was taken at 1 time with 12 retrieval times in a day. The results of data collection are calculated the difference and the error value, then summed and calculated on average so that an error value of 5.1% is obtained. The comparison results show that the average error of the temperature sensor is 4.5%, the humidity sensor is 14.6%, so it can be concluded that the quality of the sensor used can affect the accuracy of the performance of the supporting devices used and affect the quality of tobacco produced in the tobacco fermentation process

Tembakau merupakan tanaman yang dimanfaatkan daunnya sebagai bahan baku pembuatan rokok maupun cerutu. Sebelum diolah menjadi rokok terdapat proses fermentasi pada daun tembakau dimana proses ini masih menggunakan cara konvensional untuk menjaga suhu dan kelembaban pada ruangan tetap stabil. Perlu
adanya alat monitoring dan controlling untuk menjaga suhu dan kelembaban dengan konsep IOT yang dapat dikendalikan dari jarak jauh menggunakan aplikasi Blynk. Metode penelitian yang digunakan menerapkan metode fuzzy sugeno sebagai pengendali ketiga elemen pamanas, pendingin dan pengkabut. Penelitian ini berupa nilai dari sensor yang dibandingkan dengan nilai alat ukur. Hasil Pengujian data pada satu waktu sensor suhu menunjukkan nilai 30,8C, dan alat ukur suhu menunjukkan nilai 29,3C. Data diambil pada 1 waktu dengan 12 kali pengambilan dalam sehari. Hasil pengambilan data dihitung selisih dan nilai errornya, kemudian dijumlah dan dihitung rata-rata sehingga didapatkan nilai error sebesar 5,1%. Hasil perbandingan menunjukkan bahwa error rata-rata dari sensor suhu 4,5%, sensor kelembaban 14,6%, sehingga dapat disimpulkan kualitas sensor yang digunakan dapat mempengaruhi keakuratan kinerja perangkat pendukung yang digunakan dan mempengaruhi kualitas
tembakau yang dihasilkan pada proses fermentasi tembakau.