Proyek Pembangunan SUTET 275 kV Phi Incomer Muara Enim Sumatera Selatan merupakan proyek vital negara dalam memperkuat infrastruktur ketenagalistrikan di Sumatera, yang diharapkan dapat meningkatkan keandalan sistem, menurunkan biaya produksi, dan mendorong pertumbuhan ekonomi regional. Dengan progress konstruksi yang mencapai 43,84% dan dukungan penuh dari semua stakeholder, proyek ini semula ditargetkan dapat selesai pada September 2023 namun adanya penyebab keterlambatan sehingga proyek tidak selesai sesuai target. Keberhasilan proyek ini akan menjadi contoh keberlanjutan dan efisiensi dalam pengembangan infrastruktur ketenagalistrikan di Indonesia. Dalam tugas akhir ini dilakukan analisis penyebab keterlambatan pada proyek dengan menggunakan metode Fault Tree Analysis untuk mengetahui pekerjaan yang menjadi penyebab terjadinya keterlambatan dan menentukan sebuah aktivitas yang berada di lintasan kritis serta Analisa kuantitatif untuk mengetahui reliabilitas pada keterlambatan pekerjaan masih dapat ditoleransi atau tidak. Berdasarkan anilisis yang dilakukan bahwa pekerjaan pondasi dan erection merupakan 2 pekerjaan yang mengalami keterlambatan yang telah dilakukan analisa menggunakan diagram Fault Tree Analysis yaitu keterbatasan dana finansial kontraktor pada pekerjaan tersebut yang menyebabkan Sebagian besar proyek mengalami keterlambatan dari analisa tersebut juga didapatkan dilai reliabilitas pada pekerjaan pondasi sebesar 0,548 dan nilai reliabilitas pekerjaan erection sebesar 0,767 yang menyatakan bahwa dari keterlambatan yang terjadi pada pekerjaan pondasi cukup kurang layak sehingga perlu dilakukan tindak lanjut untuk mengejar keterlambatan, namun keterlambatan yang terjadi pada pekerjaan erection juga tergolong cukup layak sehingga keterlambatan yang terjadi masih aman tanpa dilakukan metode lanjutan dalam mengejar keterlambatan.

The Muara Enim Phi Incomer 275 kV SUTET Development Project in South Sumatra is a vital national project to strengthen the electricity infrastructure in Sumatra, which is expected to improve system reliability, reduce production costs, and boost regional economic growth. With construction progress reaching 43.84% and full support from all stakeholders, this project was originally targeted for completion in September 2023, but due to delays, the project will not be completed on target. The success of this project will be an example of sustainability and efficiency in the development of electricity infrastructure in Indonesia. In this final project, an analysis of the causes of delays in the project was conducted using the Fault Tree Analysis method to identify the work that caused the delays and determine an activity on the critical path, as well as a quantitative analysis to determine whether the reliability of the work delays was still tolerable or not. Based on the analysis conducted, the foundation and erection works were the two tasks experiencing delays. An analysis using the Fault Tree Analysis diagram revealed that the contractor's financial constraints on these tasks caused most of the project delays. The analysis also yielded a reliability value of 0.548 for the foundation work and a reliability value of 0.767 for the erection work, erection work reliability value of 0.767, indicating that the delays occurring in the foundation work are sufficiently unacceptable, necessitating follow-up actions to address the delays. However, the delays occurring in the erection work are also considered sufficiently acceptable, meaning the delays are still manageable without requiring additional methods to address them.