Transmisi merupakan infrastruktur penting dalam sistem tenaga listrik untuk menyalurkan energi listrik dari pembangkit ke pusat beban. Gangguan trip yang terjadi pada 10 Oktober 2024 pukul 18.00 WIB di SUTT 150 kV Parit Baru – Kota Baru menyebabkan aliran daya pada SUTT 150 kV Parit Baru – Siantan naik signifikan dari 57,2 MW dengan loading 46,8% menjadi 128,7 MW dengan loading 91,8% dan akan melibihi 100% jika gangguan terjadi saat beban puncak. Berdasarkan permasalahan tersebut maka peneliti melakukan studi simulasi aliran daya (load flow) menggunakan aplikasi DigSILENT untuk menurunkan loading pada 150 kV Parit Baru – Siantan dan meningkatkan keandalan pada Sistem Khatulistiwa melalui rekonduktoring. Metode analisis deskriptif digunakan dimana data yang dikumpulkan akan dianalisis dengan membandingkan hasil simulasi aliran daya pada kondisi kontingensi sebelum dan setelah rekonduktoring menggunakan aplikasi DigSILENT. Hasil penelitian menunjukkan pada SUTT 150 kV Parit Baru – Siantan memiliki nilai loading mencapai 100,6% terhadap kontingensi di SUTT 150 kV Parit Baru – Kota Baru, sehingga dianggap tidak memenuhi kriteria keandalan terhadap kontingensi N-1, setelah dilakukan rekonduktoring dari ACSR ke ACCC pada SUTT 150 kV Parit Baru – Siantan nilai loading turun signifikan dari 100,6% menjadi 47,6% (turun 53,0%), terhadap kontingensi N-1 pada SUTT 150 kV Parit Baru – Kota Baru.

Transmission is an important infrastructure in the electricity system to transmit electric power from a power plant to the load center. The trip disturbance on October 10, 2024, at 18:00 WIB at SUTT 150 kV Parit Baru – Kota Baru caused the load flow on SUTT 150 kV Parit Baru – Siantan to increase significantly from 57.2 MW with a loading of 46.8% to 128.7 MW with a loading of 91.8% and would exceed 100% during peak load. Based on these problems, researchers conducted a load flow simulation study using DigSILENT program to reduce loading at SUTT 150 kV Parit Baru – Siantan and improve Khatulistiwa System reliability throught reconductoring. The Descriptive Analytical Method was used where data were analyzed by comparing load flow simulations under contingency condition before and after reconductoring using DigSILENT. The results showed that SUTT 150 kV Parit Baru – Siantan had a loading value of 100,6% under contingency at SUTT 150 kV Parit Baru – Kota Baru, which did not meet N-1 Contingency reliability criteria, after Reconductoring from ACSR to ACCC on the SUTT 150 kV Parit Baru – Siantan the loading dropped significantly from 100,6% to 47,6% under the N-1 Contingency on the SUTT 150 kV Parit Baru – Kota Baru.