Proyek konstruksi sering mengalami keterlambatan akibat faktor seperti cuaca, perubahan desain, dan rendahnya produktivitas tenaga kerja, yang berdampak pada durasi dan biaya proyek Penelitian ini menganalisis pengaruh metode crashing terhadap biaya dan durasi proyek, serta membandingkan efektivitas antara penambahan jam lembur 1 jam dan 2 jam pada jadwal percepatan untuk menentukan pendekatan yang paling efisien. Data diperoleh dari perencanaan proyek yang didukung oleh PT PLN (Persero). Dari analisis perhitungan hasil yang didapatkan yaitu bahwa penambahan 1 jam lembur terjadi pengurangan durasi sebesar 6 hari yakni dari 172 hari dengan durasi normal menjadi 166 hari dengan biaya total yang dikeluarkan proyek meningkat secara signifikan sebesar Rp 332.344.058,55. Dan hasil penambahan 2 jam lembur durasi proyek dapat berkurang lebih jauh yaitu sebesar 15 hari yakni dari 172 hari dengan durasi normal menjadi 157 hari dengan biaya total yang dikeluarkan proyek meningkat sebesar Rp 389.644.274,89. Dari segi durasi didapatkan bahwa penambahan 2 jam lembur mampu mengurangi durasi proyek sebesar 9 hari lebih cepat dari durasi penambahan 1 jam lembur, dari hasil ini menunjukkan bahwa penambahan 2 jam lembur lebih efektif dalam percepatan waktu. Dan dari segi biaya untuk percepatan durasi dengan penambahan 2 jam lembur ada kenaikan biaya sebesar Rp 57.300.216,34. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan rekomendasi untuk meminimalisir keterlambatan proyek dengan mempertimbangkan biaya tambahan, sehingga mendukung pengambilan keputusan manajemen proyek dan memastikan penyelesaian tepat waktu.

Construction projects often experience delays due to factors such as weather, design changes, and low labor productivity, which impact the duration and cost of the project.. This study analyzes the effect of the crashing method on project costs and duration, and compares the effectiveness of adding 1 hour and 2 hours of overtime on the accelerated schedule to determine the most efficient approach. Data were obtained from project planning supported by PT PLN (Persero). From the calculation analysis, the results obtained are that the addition of 1 hour of overtime reduces the duration by 6 days, namely from 172 days with a normal duration to 166 days with a total cost incurred by the project increasing significantly by Rp 332,344,058.55. And the results of adding 2 hours of overtime can reduce the project duration further by 15 days, namely from 172 days with a normal duration to 157 days with a total cost incurred by the project increasing by Rp 389,644,274.89. In terms of duration, it was found that adding 2 hours of overtime was able to reduce the project duration by 9 days faster than the duration of adding 1 hour of overtime, from these results it shows that adding 2 hours of overtime is more effective in accelerating time. And in terms of costs for accelerating the duration by adding 2 hours of overtime there is an increase in costs of Rp 57,300,216.34. The results of the study are expected to provide recommendations to minimize project delays by considering additional costs, thereby supporting project management decision making and ensuring timely completion.