Dalam pembangunan fasilitas CNG berkapasitas 10 MMSCFD untuk proyek Riau GFPP 200 MW, spesifikasi kontrak mengharuskan penggunaan campuran beton dengan semen Tipe II sebagai bahan pengikat. Meskipun dirancang untuk melindungi beton dari serangan sulfat, semen Tipe II kurang efektif dalam menahan serangan klorida dan sulit ditemukan di Provinsi Riau, sehingga menyebabkan harga yang relatif tinggi dan memerlukan penanganan khusus dalam proses produksi beton. Kendala-kendala ini berpotensi menghambat kemajuan proyek, sehingga diperlukan langkah-langkah strategis untuk memastikan keberhasilannya. Untuk mencapai karakteristik beton yang diinginkan dengan tetap memperhatikan efisiensi biaya, mutu, dan waktu, penelitian dilakukan dengan mengganti semen Tipe II dengan campuran semen Tipe I dan silica fume. Silica fume digunakan sebagai bahan campuran dengan komposisi 1%, 2%, 3%, dan 4%. Faktor utama yang perlu diperhatikan dalam penelitian perancangan campuran beton adalah kuat tekan beton pada umur 7, 14, dan 28 hari. Faktor-faktor lain yang juga berpengaruh meliputi rasio air semen, tipe dan kandungan semen, durabilitas, workability, kandungan air, pemilihan agregat, dan trial mix. Beberapa pengujian dilakukan untuk memenuhi hasil penelitian. Campuran kemudian dibuat dengan komposisi tertentu untuk membuat benda uji yang akan diuji melalui strength test. Berdasarkan hasil pengujian umur 28 hari diperoleh nilai kuat tekan beton untuk semua komposisi berturut-turut adalah : 34,37 Mpa, 29,44 Mpa, 34,25 Mpa, 34,54 Mpa dan 34,82 Mpa.

In the construction of a 10 MMSCFD CNG facility for the 200 MW Riau GFPP project, the contract specifications require the use of concrete mix with Type II cement as the binder. Although designed to protect concrete from sulfate attack, Type II cement is less effective in resisting chloride attack and is difficult to find in Riau Province, resulting in relatively high prices and requiring special handling in the concrete production process. These constraints have the potential to hinder the progress of the project, so strategic steps are needed to ensure its success. To achieve the desired concrete characteristics while paying attention to cost efficiency, quality, and time, research was conducted by replacing Type II cement with a mixture of Type I cement and silica fume. Silica fume is used as a mixture material with a composition of 1%, 2%, 3%, and 4%. The main factor that needs to be considered in concrete mix design research is the compressive strength of concrete at the age of 7, 14, and 28 days. Other factors that also influence include the water-cement ratio, type and content of cement, durability, workability, water content, aggregate selection, and trial mix. Several tests were carried out to fulfill the research results. The mixture was then prepared with a specific composition to create test specimens that would be subjected to a strength test. Based on the 28-day age test results, the compressive strength values of the concrete for all compositions were 34.37 MPa, 29.44 MPa, 34.25 MPa, 34.54 MPa, and 34.82 MPa, respectively.