Sampai saat ini listrik banyak diproduksi oleh pembangkit listrik tenaga batu bara yang memiliki kekurangan pada pembuangan emisi karbon. Salah satu solusinya dengan menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Penggunaan pembangkit ini juga sejalan dengan komitmen pemerintah menuju Net Zero Emission. Pemerintah pun menyediakan insentif bagi konsumen yang sedang membangun PLTS. SMA Future Gate merupakan salah satu sekolah yang masih menggunakan listrik PLN. Beberapa kali listrik mati ketika semua pendingin ruangan dinyalakan. Solusi yang dapat dilakukan adalah penggunaan pembangkit listrik tenaga surya. Proyek tersebut perlu dianalisis sejak perencanaan proyek. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah menentukan nilai kelayakan proyek PLTS. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode real option analysis (ROA) karena dapat memperhitungkan nilai volatilitas. Nilai volatilitas yang digunakan adalah harga lsitrik. Ketika proyek dihitung dengan menggunakan metode NPV serta mendapatkan insentif, maka hasil yang didapat sebesar Rp 94,964,090. Namun saat insentif tidak disetujui nilai Net Present Value (NPV) sebesar –Rp 353,489,741. Karena hasil negatif maka perlu dianalisis ulang dengan menggunakan metode ROA. Dari analisis tersebut didapatkan nilai NPV strategis sebesar Rp 898,585,337 Hasil yang bernilai positif mengindikasikan bahwa proyek layak dilaksanakan. Hasil dari option premium sebesar Rp 1,252,075,078 mengindikasikan bahwa proyek memberikan keuntungan setelah periode berakhir.