Saluran transmisi udara merupakan komponen vital dalam sistem tenaga listrik. Kegagalan penyaluran tenaga listrik dapat menyebabkan masalah serius bagi sistem bahkan mampu mengakibatkan terjadinya blackout. Oleh karena itu, penting bagi pemilik utilitas memastikan tidak terjadinya gangguan, sehingga keandalan penyaluran listrik dari pembangkit ke konsumen dapat tercapai. Salah satu yang penting bagi keandalan sistem terutama manajemen aset adalah penilaian kondisi tower saluran transmisi. Penelitian ini menyajikan metode dalam melakukan penilaian kondisi aset dengan menentukan health index peralatan. Pendekatan yang dilakukan dengan memperlihatkan relasi yang jelas antara indikator kondisi, failure mode, dan sistem scoring. Pada penelitian ini, tower transmisi dibagi menjadi 5 (lima) subsistem diantaranya current carrying, insulation, structure, junctions, protection untuk mendapatkan skor masing-masing, sehingga dapat dianalisis dalam penentuan health index pada tower. Selain itu, faktor susceptibility juga diperhitungkan untuk mengetahui sejauh mana pengaruhnya dalam mempercepat terjadinya kegagalan. Tambahannya, penelitian juga membuat prioritisasi pemeliharaan dengan risk-based priority. Hasil dari penelitian yang dilakukan pada 4.956 tower di wilayah PLN Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Barat menunjukkan bahwa sebanyak 4.392 tower dengan kondisi Sangat Baik, 8 tower dengan kondisi Baik, 187 tower dengan kondisi Cukup, 228 tower dengan kondisi Buruk, dan 141 tower dengan kondisi Kritis. Didapatkan juga prioritisasi sebanyak 414 tower P0, 107 tower P1, dan 4.435 tower P2. Ditemukan bahwa penerapan perhitungan health index dapat memberikan gambaran yang lebih akurat mengenai status kesehatan saluran transmisi. Selanjutnya, health index juga dapat digunakan dalam memprioritaskan pemeliharaan, sehingga penting bagi utilitas ketenagalistrikan untuk mengimplementasikannya.