Makalah ini menyajikan perbandingan penggunaan solar, biosolar B30, dan crude palm oil sebagai bahan bakar mesin pembangkit listrik tenaga diesel pada sistem pembangkitan PLTD Merawang Bangka. Pembatasan penggunaan B0 menjadi salah satu latar belakang melakukan perbandingan ketiga bahan bakar ini. Mengingat potensi CPO di Bangka yang mencukupi untuk mensubstitusi bahan bakar pembangkit diesel. Dari hasil penelitian yang dilakukan akan menunjukkan biaya bahan bakar (fuel cost) mana yang paling murah dengan membandingkan tiga jenis bahan bakar tersebut. Pengambilan data dilakukan dengan pengujian di lapangan yang kemudian diambil data pemakaian bahan bakar dan emisi gas buang di PLTD Merawang Bangka. Penelitian dengan membandingkan B0, B30, dan CPO ini merupakan tindak lanjut setelah sebelumnya telah dilakukan observasi uji penggunaan CPO sebagai bahan bakar mesin diesel selama 360 jam operasi dengan didapatkan beberapa perbedaan dari sisi exhaust temperature, tekanan kompresi, emisi gas buang dan biaya pemakaian bahan bakar. Untuk memilih bahan bakar yang tepat untuk sistem pembangkitan di PLTD Merawang Bangka, faktor-faktor seperti biaya produksi, efisiensi, emisi gas rumah kaca, dan konsumsi bahan bakar harus dipertimbangkan secara keseluruhan. Bahan bakar CPO merupakan pilihan yang paling optimal dibandingkan dengan B0 dan B30.