Pemerintah Indonesia sedang menjalankan program kompor induksi untuk menggantikan penggunaan kompor LPG. Laporan BPS 2021 menunjukkan bahwa LPG digunakan oleh 83,36% masyarakat Indonesia sebagai bahan bakar memasak. Penggunaan kompor LPG di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 2,38% per tahun dari 2015 hingga 2021. Kebutuhan belanja subsidi LPG juga mengalami pertumbuhan eksponensial sebesar 31,5% per tahun dari 2008 hingga 2018. Subsidi LPG yang dikeluarkan pemerintah dipengaruhi oleh harga crude oil international yang ditetapkan melalui Contract Price Aramco (CPA). Harga gas yang ditetapkan CPA mengalami kenaikan signifikan dalam lima tahun terakhir, menjadi salah satu faktor beban subsidi yang membebani APBN. Oleh karena itu, diperlukan terobosan untuk meminimalisir pengeluaran APBN di masa depan. Analisis penulis menggunakan mix methods (metode campuran) yang melibatkan analisis finansial dan perilaku konsumen. Penelitian ini memproyeksikan efisiensi yang akan didapat oleh pemerintah dengan melakukan peralihan LPG ke kompor induksi di wilayah UP3 Bulungan. Selain itu, penelitian ini juga menganalisis pendapatan dan persepsi konsumen terkait peralihan ini. Diharapkan peralihan dari LPG ke kompor induksi dapat mengurangi biaya APBN, membuat harga listrik lebih kompetitif, dan subsidi APBN lebih tepat sasaran.