Seperti perusahaan yang berorientasi pada bisnis jual beli pada umumnya, PT PLN (Persero) atau PLN juga mempunyai resiko bisnis yang sama yaitu adanya tunggakan dari piutang usaha yang muncul dari transaksi jual beli tenaga listrik dengan konsumen. Dengan mendapatkan cash in dari penagihan rekening listrik, operasional PLN tentunya akan tetap terjaga sehingga pelayanan terhadap pelanggan dapat semakin baik. Untuk mendukung pengamanan arus kas perusahaan, perlu dilakukan analisis terkait faktor eksternal yang mempengaruhi kesediaan pelanggan dalam melakukan pembayaran (willingness to pay) tagihan rekening listrik dengan melihat karakteristik kondisi daerah sehingga dapat dilakukan mitigasi pengendalian piutang listrik. Salah satu metode yang relevan untuk mendapatkan pemetaan kesediaan konsumen untuk melakukan pembayaran rekening listrik adalah dengan menggunakan metode analisis ranking, yang merupakan analisis dari beberapa ranking pada metode-metode antara lain pelaksanaan survei, wawancara dengan expert berbasis metode deplhi (2 kali putaran) serta perhitungan statistik menggunakan independent sample t-test serta pengujian akhir dengan menggunakan perhitungan metode Borda. Pada penelitian ini didapatkan faktor-faktor yang paling mempengaruhi terhadap perilaku pelanggan terkait kesediaannya untuk melakukan pembayaran tagihan rekening listrik berdasarkan karakteristik per daerah yaitu faktor pendidikan dan kebudayaan daerah, faktor ekonomi dan pendapatan konsumen kemudian faktor kehandalan layanan listrik. Pemetaan faktor-faktor tersebut dapat digunakan oleh perusahaan sebagai salah satu pertimbangan pengambilan keputusan untuk menyusun strategi operasional dalam upaya mengendalikan nilai piutang listrik.