Sejak awal sejarah kelistrikan, petir dikenal secara global sebagai salah satu pemicu gangguan sistem di jaringan tenaga listrik. Di daerah tropis seperti Jawa Barat, sambaran petir paling banyak menyebabkan gangguan sistem pada saluran transmisi dan distribusi. Oleh karena itu, evaluasi sistem proteksi petir dan bagaimana memitigasi sambaran petir disekitar saluran udara tegangan tinggi (SUTT) diperlukan untuk memastikan keandalan jaringan. Studi yang dilakukan menganalisa performa proteksi petir menggunakan model elektro geometrik pada SUTT 70 kV Cikalong – Cigereleng yang tercatat mengalami gangguan petir sebanyak 20 kali dan menjadi yang terbanyak di wilayah UPT Bandung selama enam tahun terakhir. Rekaman aktivitas petir tahun 2017 – 2022 dan Electro Geometric Model (EGM) digunakan untuk menganalisis kejadian flash, flash density, shielding failure, dan back flashover. Hasil studi menunjukkan bahwa mayoritas gangguan petir di SUTT 70 kV Cikalong – Cigereleng disebabkan oleh back flashover daripada shielding failure. Kondisi geografis sepanjang SUTT, spesisifikasi tower, dan desain set isolator menjadi faktor yang mempengaruhi terjadinya back flashover, sehingga mitigasi dapat difokuskan sesuai kebutuhan.