Pasokan listrik yang menyuplai pelanggan PLN di ULP Weda di Pulau Halmahera Provinsi Maluku Utara mempunyai Daya Mampu sebesar 6,1 MW, sedangkan beban puncak sebesar 5,6 MW. Dengan kondisi ini sistem Weda dalam kondisi siaga. Selain itu, tingginya pertumbuhan Listrik di daerah tersebut sebesar 26,64% pada tahun 2022 menunjukan daerah disana terus berkembang
Pembangkit yang tersedia di sistem Weda berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang berbahan bakar minyak. Dengan harga bahan bakar minyak yang masih tinggi dan nilai efisiensi pembangkit maka didapatkan nilai Biaya Pokok Penyediaan(BPP) sebesar Rp 4,193,-. Jika dibandingkan dengan harga jual rata rata sistem weda hanya sebesar Rp 1.365,-
Metodologi penelitian yang dilakukan dengan membuat analisa SWOT untuk mendapatkan pendekatan internal dan analisa TOWS mendapatkan dampak dari perlakuan eksternal sehingga didapati 3 (tiga) skenario yang akan dilakukan yaitu Relokasi mesin Sistem Pembangkit Diesel (SPD), penambahan mesin sewa pembangkit dan pembelian excess power. Perhitungan Kajian Kelayakan Finansial (KKF) dilakukan agar didapati nilai BPP yang optimal dengan cara menghitung dengan Excel dan simulasi aplikasi Homer. Dari hasil perhitungan kedua metode tersebut didapati skenario pembelian excess power merupakan skenario yang layak dengan nilai NPV sebesar Rp 981 juta, NPC sebesar Rp 619 Milyar, IRR sebesar 21,70% dan nilai BPP yang paling rendah diantara skenario lain dengan nilai Rp 1.156,-.
Selain itu, dalam penelitian ini juga memperhitungkan analisis sensitivitas dari perubahan nilai Discount Factor dan perubahan harga bahan bakar pada skenario yang layak. Nilai Discount Factor yang makin tinggi dan harga bahan bakar yang paling rendah akan mendapatkan nilai BPP yang paling rendah.