Penggunaan produk berbasis minyak bumi untuk pengoperasian mesin PLTD berpotensi mencemari lingkungan, khususnya air tanah yang menjadi sumber utama air bersih bagi masyarakat. Studi kasus PLTD Lonthoir menunjukkan peningkatan kadar Total Organic Carbon (TOC) air tanah, yang menjadi indikator penting adanya kontaminasi polutan organik. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemetaan penyebaran pencemaran air tanah untuk memprediksikan pola penyebaran kontaminan. Pemodelan transport kontaminan pada air tanah menggunakan metode interpolasi IDW, Kriging, Natural Neighbor, dan Spline yang berbasis Sistem Informasi Geografis menggunakan data (TOC), data geografis dan data hidrogeologis kedalaman air tanah. Penelitian ini dilaksanakan di PLTD XYZ dimulai bulan November 2022 dan berakhir bulan Januari 2023. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar TOC pada Sampel Outlet Oil Trap menunjukkan parameter TOC tertinggi dengan nilai sebesar 149 mg/L, sementara 60% sampel air sumur wargaa tidak memenuhi baku mutu air minum baik dengan melalui pengolahan atau tanpa pengolahan, nilai tersebut melebihi batas baku mutu air limbah untuk usaha dan/ atau kegiatan pembangkit Listrik tenaga termal Lampiran III PERMEN LH No.8 Tahun 2009 yaitu ≤ 110 mg/L, serta standar baku mutu air minum sebagaimana PERMENKES RI No.2 Tahun 2023 yaitu ≤0.0007 mg/L . Akurasi model IDW memiliki tingkat validitas yang lebih baik dibandingkan model lainnya dengan nilai RMSE yaitu IDW < Natural Neighbor < Spline < Kriging. Pemodelan menggunakan interpolasi IDW menunjukkan bahwa transportasi kontaminan dalam air tanah dari sisi outlet oil trap mengarah ke arah Tenggara dengan sampel sumur terdekat yaitu sumur warga 3 (S.3) dengan jarak 41.26 meter, sehingga seharusnya dijadikan sebagai titik penaatan penurunan kualitas air tanah.