Kegagalan fungsi transformator daya dapat menyebabkan pemadaman listrik meluas yang merugikan baik masyarakat sebagai konsumen maupun perusahaan sebagai pemilik aset transformator daya. Penilaian kondisi transformator daya yang optimal sangat penting untuk menemukan gambaran kondisi transformator daya secara komprehensif untuk dapat dilakukan mitigasi gangguan dan pencegahan kerusakan transformator daya lebih lanjut. Penelitian ini berfokus pada evaluasi kondisi transformator daya pada sistem transmisi berdasarkan parameter kritis yaitu Asset Health Index (AHI) dan Asset Criticality Index (ACI). Penilaian AHI dilakukan dengan metode scoring matrix indikator kondisi berdasarkan angka logaritmik basis 3, sedangkan penilaian ACI dilakukan berdasarkan data energy not served (ENS) yang dikonversi menjadi dampak finansial pada setiap transformator daya. Nilai AHI dan ACI dikalkulasi ke dalam model prediktif menggunakan Quantitative Risk Assessment (QRA) dan Risk Matrix, yang selanjutnya dilakukan pemberian rekomendasi tindak lanjut failure mode effect analysis (FMEA) berdasarkan prioritas risiko. Uji Regresi Linear dan uji korelasi Spearman dilakukan untuk melihat hubungan antar parameter yang digunakan dalam penelitian. Sebanyak 262 unit transformator daya di PLN UIT JBM digunakan sebagai subyek penelitian dan berhasil dipetakan kondisi transformator daya serta rekomendasi tindakan yang sesuai dengan kondisi untuk dilakukan prioritas tindakan yaitu 190 unit pemeliharaan rutin, 60 unit lakukan perbaikan, dan 12 unit rencanakan penggantian. Pengembangan model penilaian kondisi transformator daya berdasarkan penelitian ini menunjukkan pentingnya kuantifikasi parameter serta perlunya data yang komprehensif untuk penilaian kesehatan yang optimal sehingga tujuan menjaga keandalan sistem transmisi dan mengurangi risiko kegagalan pengelolaan transformator daya dapat tercapai.