Busbar adalah peralatan utama pada gardu induk yang menghubungkan semua bay dan memerlukan proteksi untuk melindungi peralatan dari kerusakan. Di PLN, proteksi busbar biasanya dipasang pada sisi tegangan ekstra tinggi dan tinggi, namun tidak pada tegangan menengah (20 kV), yang dikenal sebagai konsep cascade. Kelemahan konsep ini adalah jika terjadi gangguan pada busbar 20 kV, relai OCR incoming trafo tidak segera trip karena memiliki tunda waktu 700 ms. Diperlukan pola koordinasi baru yang mempertahankan selektivitas sistem pengamanan dan mempercepat waktu kerja OCR incoming, yaitu pola koordinasi noncascade. Namun, penerapan pola noncascade membutuhkan tambahan wiring dan material, termasuk hardwire serta terminal di penyulang dan incoming. Proses instalasi juga sulit karena minimnya ruang pada sel 20 kV seperti di G.I.S Tomang. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti mengenai analisis Pola Proteksi NonCascade Penyulang & Incoming menggunakan G.O.O.S.E. Tujuan penelitian ini adalah mempermudah pemasangan, meningkatkan efisiensi bahan dan material, serta meminimalkan risiko DC-Ground selama troubleshooting. Setelah implementasi di lapangan, PMT Incoming trip dalam waktu 135 ms, sedangkan sebelumnya dengan pola cascading, durasinya adalah 737 ms. Jadi, jika terjadi gangguan pada busbar 20 kV, trafo akan merasakan gangguan selama 135 ms.