Indonesia menargetkan bauran energi terbarukan sebesar 23% pada 2025, tetapi hingga akhir 2024, realisasinya baru 14,1%, mencerminkan tantangan signifikan dalam pencapaiannya. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berpotensi menjadi solusi, tetapi adopsinya masih rendah di sektor bisnis dan industri akibat kurangnya pemetaan pelanggan, sehingga strategi pemasaran kurang efektif. Penelitian ini mengimplementasikan K-Medoids dan K-Prototypes untuk mengelompokkan pelanggan PLTS berdasarkan kapasitas daya terpasang, jenis pelanggan, dan lokasi pemasangan guna mengoptimalkan strategi pemasaran berbasis data. K-Medoids dipilih karena lebih robust terhadap outlier, sementara K-Prototypes menangani kombinasi atribut numerik dan kategori. Evaluasi menggunakan Silhouette Score menunjukkan bahwa K-Medoids menghasilkan dua klaster dengan distribusi lebih seimbang (415:135) dibandingkan K-Prototypes, meskipun dengan nilai Silhouette Score lebih rendah (0,6078). Klaster pertama mencakup pelanggan kapasitas kecil yang sensitif terhadap harga, sedangkan klaster kedua terdiri dari pelanggan kapasitas besar yang membutuhkan solusi energi terintegrasi. Hasil klasterisasi ini kemudian digunakan untuk melakukan segmentasi pelanggan berdasarkan karakteristik demografis dan kebutuhan energi, menghasilkan empat segmen pelanggan: mikro prioritas, mikro reguler, makro prioritas, dan makro reguler. Segmentasi ini memberikan wawasan lebih mendalam mengenai profil pelanggan PLTS, memungkinkan strategi pemasaran yang lebih terarah dan berbasis data. Dengan segmentasi ini, efektivitas promosi dapat meningkat, mempercepat adopsi PLTS, dan mendukung pencapaian target energi terbarukan di Indonesia.