Penelitian ini membahas tentang mengimplementasikan container dengan menggunakan Proxmox VE untuk menjalankan beban aplikasi game khususnya game multiplayer dengan bahan uji game Minecraft menggunakan perangkat server spesifikasi rendah. Latar belakang penelitian ini didasari dengan penggunaan virtualisasi berbasis container yang dianggap mampu mempertahankan kualitas performa server sebagaimana dalam bentuk native, namun pengaruhya terhadap performa aplikasi game belum teruji secara komprehensif. Penelitian ini menganalisis virtualisasi linux container (LXC) pada Proxmox VE terhadap performa server dan kinerja game Minecraft diberbagai perangkat keras. Metode experimental melibatkan simulasi pengujian secara multiplayer selama 1 sampai 2 jam dengan tiga perangkat yang berbeda spesifikasi untuk mengetahui letak bottleneck pada performa dari server atau perangkat pengguna, pemantauan kuantitatif secara langsung dengan menggunakan Prometheus dan Grafana pada sisi server untuk mengambil metrik seperti CPU usage dan RAM usage dari server serta MSI afterburner pada sisi client untuk mengambil FPS dan latensi selama pengujian. Kemudian wawancara untuk melakukan pemantauan secara kualitatif untuk mengetahui pengalaman pengguna. Hasil menunjukkan efisiensi sumber daya pada container yang cukup stabil dengan penggunaan CPU 8 – 12% dan RAM 19 – 26% meski beban server fisik cukup membebani RAM dengan rata rata 80 – 90%, container tetap berjalan dengan stabil. Faktor utama performa game tetap ditentukan dengan spesifikasi perangkat pengguna masing – masing, dengan begitu virtualisasi berbasis container bisa digunakan walau penggunaan beban seperti game sekalipun.

This study discusses the implementation of containers using Proxmox VE to run game applications, particularly multiplayer games, using Minecraft as the test material on low spec server devices. The background of this study is based on the use of container-based virtualization, which is considered capable of maintaining server performance quality as in native form, but its impact on game application performance has not been comprehensively tested. This study analyzes Linux container virtualization (LXC) on Proxmox VE regarding server performance and Minecraft game performance across various hardware configurations. The experimental method involves multiplayer testing simulations lasting 1 to 2 hours using three devices with different specifications to identify bottlenecks in server or user device performance. Quantitative monitoring is conducted directly using Prometheus and Grafana on the server side to collect metrics such as CPU usage and RAM usage from the server, and MSI Afterburner on the client side to collect FPS and latensi during testing. Additionally, interviews were conducted for qualitative monitoring to understand user experience. The results showed that resource efficiency in the container was quite stable, with CPU usage at 8–12% and RAM usage at 19–26%, even though the physical server load heavily impacted RAM usage, averaging 80–90%. The container continued to run stably. The primary factor determining game performance remains the specifications of each user's device. As such, container-based virtualization can be used even for resource-intensive applications like games.