Sebagai negara tropis, beberapa penelitian mengenai PLTS telah banyak dikembangkan. Selama ini studi penelitian mengenai perencanaan PLTS di Kantor Kejaksaan Negeri Lhokseumawe belum pernah dilakukan. Padahal perencanaan PLTS bermanfaat dalam segi energi yang positif bagi sumber daya manusia karena tenaga surya merupakan energi bersih serta ramah lingkungan dan tak memancarkan karbon yang berbahaya pada perubahan iklim. Perencanaan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) off grid di Kantor Kejaksaan Negeri Kota Lhokseumawe ini direncanakan berdasarkan kebutuhan dari daya pada kantor yang dijadikan sebagai tempat penelitian. Energi matahari sebagai energi terbarukan sangatlah cocok digunakan sebagai salah satu energi alternatif untuk pemakaian di tempat seperti Kantor Kejaksaan Negeri Kota Lhokseumawe. Pada perencanaan ini digunakan metode kuantitatif dikarenakan penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan sistem perhitungan. Perencanaan pembangkit listrik tenaga surya ini membutuhkan biaya total sebesar Rp. 1.815.748.263,- dan beban sebesar 136,820 kWh. Dibutuhkan 100 buah modul surya dengan spesifikasi 300 WP, 168 x 2 baterai dengan spesifikasi 12 Volt 200 Ah, 1 solar charge controller dengan spesifikasi 500 Vdc 100 A, 1 inverter dengan spesifikasi 30 kW, dan 1 combiner box dengan spesifikasi dapat menampung maksimal 24 string. Performance Ratio (PR) dalam perencanaan PLTS ini ialah 85% dan untuk pengembalian modal terjadi pada tahun ke 13 dari umur proyek 20 tahun sehingga perencanaan ini layak untuk dilaksanakan.

As a tropical country, several studies on solar power plants have been developed. So far, a research study on planning a solar power plant at the Lhokseumawe District Prosecutor's Office has never been carried out. In fact, the planning of solar power plants is beneficial in terms of positive energy for human resources because solar power is clean and environmentally friendly energy and does not emit carbon that is harmful to climate change. The planning of the off-grid solar power plant (PLTS) at the Lhokseumawe City District Prosecutor's Office is carried out based on the power requirements of the office which is used as a research site. Solar energy as a renewable energy is very suitable to be used as an alternative energy for use in places such as the Lhokseumawe City District Prosecutor's Office. In this planning, quantitative methods are used because this research is carried out using calculating system. This solar power plant planning requires a total cost of Rp. 1,815,748,263, - and a load of 136,820 kWh. It takes 100 solar modules with specifications of 300 WP, 168 x 2 batteries with specifications of 12 Volt 200 Ah, 1 solar charge controllers with specifications of 500 Vdc 100 A, 1 inverter with specifications of 30 kW, and 1 combiner box with specifications that can accommodate a maximum of 24 strings. The Performance Ratio (PR) in this off-grid solar power plant planning is 85% and the return on capital occurs in the 13th year of the project's life of 20 years so that this plan is feasible to carry out