Pulau Tinggi merupakan salah satu pulau kecil yang terletak di Kabupaten Bangka Selatan, memiliki sistem pembangkit listrik yang terisolasi oleh Pembangkit Listrik Tenaga Disel (PLTD). Pada sistem PLTD Pulau Tinggi tersebut memiliki kesulitan dalam pengiriman bahan bakar, salah satu kasus tersebut yang melatarbelakangi penelitian ini, maka dari itu penelitian ini akan mensimulasikan sistem Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (PLTH) pada PLTD berbahan bakar fosil dengan PLTBm, dan menganalisis kelayakan dari sisi teknis maupun ekonomis menggunakan perangkat lunak HOMER. Setalah dilakukan simulasi bahwa, hasilnya layak untuk dioperasikan berdasarkan dari sisi teknis, dengan energi listrik yang dihasilkan sebesar 47.990 kWh/tahun. Perolehan nilai pembebanan pada sistem hibrid ini 52,9% dari PLTBm dan 47,1% dari PLTD, perbandingan BBM yang dikonsumsi sebanyak 18.117:8.563 L/tahun. Berdasarkan hasil simulasi dari sisi ekonomi, Net Present Cost (NPC) sistem PLTH lebih rendah daripada sistem PLTD eksisting, yaitu sebesar Rp.3.190.351.000, dan Levelized Cost of Energy (LCOE) sistem PLTH juga mendapat hasil yang lebih rendah daripada PLTD eksisting, yaitu sebesar Rp.5.142,46/kWh.

Pulau Tinggi is a small island located in South Bangka Regency which has a power generation system operated by a Diesel Power Plant (PLTD). The Pulau Tinggi PLTD system has difficulty in distributing fuel, one of the reasons behind this research, therefore this research will simulate the Hybrid Power Plant (PLTH) system for PLTD with fossil fuels with PLTBm, and analyze the location from the side. . technically and economically using the HOMER software. After the simulation is done, the results are feasible to operate from a technical point of view, with the electrical energy generated of 47,990 kWh/year. The loading value for this hybrid system is 52.9% from PLTBm and 47.1% from PLTD, the ratio of fuel consumption is 18.117:8,563 L/year. the simulation results from the economic side, the Net Present Cost (NPC) of the PLTH system is lower than the existing PLTD system, namely Rp. 3,190,351,000, and the Levelized Cost of Energy (LCOE) of the PLTH system also received lower yields. Based on the existing PLTD, it is Rp. 5,142.46/kWh.