Pemicu terbentuknya Ketidakstabilan tegangan adalah terdapatnya (deficit, pemeliharaan pembangkit, peningkatan beban, dll) yang dapat menyebabkan berkurangnya keandalan disubsistem Aceh. Keandalan merupakan probabilitas dari suatu peralatan untuk beroperasi seperti yang direncanakan dengan baik dalam selang waktu tertentu. Jatuh tegangan yang terjadi di saluran transmisi ialah selisih antara tegangan ujung pangkal pengiriman dan tegangan ujung penerimaan. Dalam penelitian ini metode yang digunakan merupakan metode penelitian kuantitatif. Penelitian ini menggunakan kapasitor untuk memperbaiki tegangan dan kondisi keandalan sistem. Hasil Nilai jatuh Tegangan yang terjadi paling besar sebelum kapasitor terpasang adalah Gardu induk Samalanga dimana nilainya sebesar 124,4001 kV dengan persentase penurunan tegangan sebesar -20 % dan Hasil keandalan sistem dalam kondisi kurang baik. Hasil nilai jatuh Tegangan yang paling besar setelah 4 Unit kapasitor terpasang adalah gardu induk Blang Pidie dengan nilai tegangan 138,4348 kV dengan rata-rata persentasi penurunan -11% dan Hasil keandalan sistemnya sudah kondisi baik. Aliran daya menggunakan metode Newton-rapshon konvergen pada iterasi ke-5 dimana pembangkit Gardu induk Nagan raya dengan maksimum daya reaktif yang dibutuhkan lebih besar daripada batas daya reaktif maksimalnya Q=145,75Mvar > Qmax= 35 Mvar. Daya aktif minimum yang dihasilkan pada pembangkit tersebut lebih kecil daripada batas minimalnya P= -208,92 MW < Pmin= 0 MW.

The trigger for the formation of voltage instability is the presence (deficit, generator maintenance, load increase, etc.) which can lead to reduced reliability in the Aceh subsystem. Reliability is the probability of an equipment to operate as planned well within a certain time interval. The voltage drop that occurs in the transmission line is the difference between the sending end voltage and the receiving end voltage. In this study the method used is a quantitative research method. This research uses capacitors to improve the voltage and reliability of the system. The result of the voltage drop that occurs the most before the capacitor is installed is the Samalanga substation where the value is 124.4001 kV with a voltage drop percentage of -20% and the results of system reliability are in poor condition. The result of the greatest voltage drop after 4 units of capacitors were installed was the Blang Pidie substation with a voltage value of 138.4348 kV with an average decrease of -11% and the results of the reliability of the system were in good condition. The power flow uses the convergent Newton-rapshon method in the 5th iteration where the Nagan Raya Substation generator with the maximum reactive power required is greater than the maximum reactive power limit Q=145.75Mvar > Qmax= 35 Mvar. The minimum active power generated at the plant is smaller than the minimum limit P= -208.92 MW < Pmin= 0 MW.