Ketidakseimbangan beban merupakan permasalahn yang akan selalu ada dalam sistem tiga fasa apabila dipakai untuk mensuplai kebutuhan pelanggan. Permasalahn yang dialami saat terjadi pada beban tidak seimbang adalah mengalirnya nilai arus netral yang berbanding lurus dengan besarnya nilai ketidakseimbangan antar fasa pada trafo. Arus netral yang muncul akan menaikkan nilai susut teknis serta menurunkan nilai kesehatan dari aset. Maka, penelitian ini dilaksanakan guna mengetahui dampak dari ketidakseimbangan beban dengan menggunakan metode kuantitatif. Hasil dari penilitian ini menunjukkan bahwa persentase ketidakseimbangan beban berkaitan dengan kesehatan aset trafo, dengan upaya penyeimbangan beban maka nilai persentase ketidakseimbangan dapat diturunkan dari nilai tertinggi trafo S3-53/24/9/C tertinggi 31,3% menjadi 8,6%, trafo S3-53/24/11/E tertinggi 16,6% menjadi 4% dan trafo S3-53/24/21 tertinggi 18,3% menjadi 1,3%. Nilai susut juga berpanguruh signifikan dampak dari upaya penyeimbangan beban trafo yakni trafo S3-53/24/9/C tertinggi 5,89 kW menjadi terendah 0,8 kW trafo S3-53/24/11/E tertinggi 0,96 kW menjadi 0,19 dan trafo S3-53/24/21 tertinggi 1,15 kW menjadi 0,38 kW. Maka dapat dinyatakan penyeimbangan beban merupakan cara efektif menekan kerugian dari susut serta kerugian akibat penurunan kesehatan aset trafo.

Load imbalance is a problem that will always exist in a three-phase system when used to supply customer needs. The problem experienced when it occurs in an unbalanced load is the flow of a neutral current value which is directly proportional to the magnitude of the value of the imbalance between phases in the transformer. The emerging neutral current will increase the value of technical shrinkage as well as decrease the health value of the asset. Thus, this study was carried out to determine the impact of load imbalance using quantitative methods. The results of this study show that the percentage of load imbalance is related to the health of transformer assets, with load balancing efforts, the value of the imbalance percentage can be lowered from the highest value of the S3 53/24/9/C transformer highest 31.3% to 8.6%, the highest S3-53/24/11/E transformer 16.6% to 4% and the highest S3-53/24/21 transformer 18.3% to 1.3%. The shrinkage value also had a significant impact from transformer load balancing efforts, namely the highest S3-53/24/9/C transformer of 5.89 kW to the lowest 0.8 kW of the S3-53/24/11/E transformer with a high of 0.96 kW to 0.19 and the highest S3-53/24/21 transformer of 1.15 kW to 0.38 kW. So it can be stated that load balancing is an effective way to reduce losses from shrinkage and losses due to a decrease in the health of transformer assets.