Upaya PLN yang sesuai dengan RUPTL 2021 – 2030 tentang menurunkan emisi gas rumah kaca dan menurunkan Biaya Pokok Penyediaan adalah dengan cara menonaktifkan PLTD melalui program dedieselisasi dan melakukan grid terhadap sistem besar melalui gardu induk. Namun program dedieselisasi perlu dilakukan perhitungan susut distribusi. Dengan menonaktifkan PLTD Aur Kuning dan grid dengan GI Tayan diharapkan dapat memperbaiki susut ULP Sandai. Pada ULP Sandai susut sebelum dedieselisasi komulatif pada Desember 2021 yaitu 9.45% dari target 9.20%. Susut secara komulatif sampai April yaitu 8.51% dari target 8.40%. Berdasarkan hasil simulasi ETAP, apabila dilakukan grid Gardu Induk Tayan memiliki susut yang lebih kecil apabila dibandingkan dengan supply dari PLTD Aggreko, dengan nilai saving susut sebesar 8,696.85 kWh yang apabila dirupiahkan adalah Rp 12,564,345.44 dengan asumsi harga jual Rp 1.444,7 per kWh. Dampak dedieselisasi terhadap susut ULP Sandai adalah susut komulatif pada Desember 2021 telah mengalami perbaikan dari 9.45% menjadi 9.37% namun belum memenuhi target yaitu 9.20%. Pada tahun 2022 sampai dengan bulan April, susut sebelum dan setelah dedieselisasi yaitu 8.51% turun menjadi 8.25% dan telah memenuhi target 8.40%. Dedieselisasi PLTD Aur Kuning dapat menghemat Rp 2.034.147.837 atau menekan biaya sebesar 3.79% dibandingkan sebelum dedieselisasi

PLN’s attempt due to RUPTL 2021 – 2030 concerning reducing the emission of grennhouse and reducing the cost of production by deactivation PLTD through dedieselization program and grid to larger system through substation. However, the dedieselization program needs to be calculated in terms of distribution losses. By deactivating PLTD Aur Kuning and gridding to Tayan Subsation, its expected to revise the losses of ULP Sandai. At ULP Sandai, the cumulative losses before dedieselization in December 2021 was 9.45% from the target of 9.20%. The cumulative losses until April 2022 was 8.51% from the target of 8.40%. Based on ETAP simulation, if the Tayan Substation grid is carried out, it has a smaller losses when compared to the supply from the PLTD Aggreko, with the loss saving value of 8,696.85 kWh which if converted into rupiah is Rp 12,564,345.44 assuming a selling price of Rp 1,444.7 per kWh. The impact of dedieselization on losses of ULP Sandai is that cumulative losses in December 2021 have improved from 9.45% to 9.37% but have not met the target of 9.20%. The cumulative losses until April 2022 was better from 8.51%, down to 8.25% and has met the target of 8.40%. The dedieselization of PLTD Aur Kuning can save cumulatively Rp 2,034,147,837 or reduce costs by 3.79% compared to before dedieselization