Energi listrik menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat seiring banyaknya barang elektronik yang dipakai dalam berbagai macam kegiatan. BerdasarkanSPLN No. 1 tahun 1995 persyaratan kualitas teganganyang baik yaitu sebesar 220 V untuk 1 fasa dan 380 V untuk 3 fasanya atau berada diantara + 5 % - 10%. Rendahnya kualitas tegangan akan mempengaruhi losses yang timbul pada jaringan listrik. Masalah terkait drop voltage pada ujung jaringan memang sesuatu yang tidak bisa dihindari namun dapat diatur untuk memperkecil drop voltage. Sesuai fakta di lapangan, ada beberapa penyulang yang mengalami drop voltage seperti penyulangg Barimba 02 pada PT PLN UP3 Kuala Kapuas dimana tegangan ujung & losses nya di bawah standar. Sebelum Pecah Beban, tegangan ujung Penyulang Barimba 02 sebesar 17,6 kV menjadi 18,57 kV atau dengan nilai drop voltage semula 12% turun menjadi 7%. Begitu juga dengan losses yang semula sebesar 0,4 MW turun menjadi 0,09 MW. Pecah Beban menggunakan ETAP sebagai sarana untuk simulasi. Penyulang Seberang 07 adalah penyulang yang digunakan untuk pengalihan sebagain beban dari penyulang Barimba 02. Untuk drop voltage dan losses Penyulang Seberang 07 dan 02 masih sesuai standar meskipun mendapat limpahan beban Barimba 02.Drop voltage semula 2,3 % menjadi 5,2 %.

Electrical energy is a primary need for society as many electronic goods are used in various activities. Based on SPLN No. 1 of 1995 the requirements for a good voltage quality are 220 volts for 1 phase and 380 volts for 3 phases or are between + 5% - 10%. The low quality of the voltage will affect the losses that arise in the electricity network. Dropvoltage it self are something that cannot be avoided but can be managed in order to reduce the drop voltage. In facts, there are some feeders which contain a drop voltage which below standard, such as the Barimba 02 feeder at PT PLN UP3 Kuala Kapuas. Before the maneuver, the tip voltage of Barimba Feeder 02 was 17.6 kV and became 18.57 kV or the original drop voltage of 12% decreased to 7%. Likewise, losses that were originally 0.4 MW decreased to 0.09 MW. The maneuver uses ETAP for simulation. Feeder Seberang 07 is used to divert the load from feeder Barimba 02. For Feeder Seberang 07 and 02 drop voltage and losses are still up to standard. Drop voltage before maneuver is 2,3 % and becomes 5,2%.