This study aims to cluster the electricity customers of PT PLN Tanjung Pinang based on their electricity usage patterns using Fuzzy C-Means method, and combine the clustering results with spatial data to assist PT PLN Tanjung Pinang in monitoring and managing non-technical losses of AMR power more effectively and accurately. In this study, clustering was performed on 88 electricity customers based on their electricity usage patterns, and it was found that 62 customers belong to the reasonable usage group and 26 customers belong to the unreasonable usage group. Furthermore, the results of this clustering were combined with spatial data in the form of coordinate points on a map, so that PT PLN Tanjung Pinang can visually see the locations of customers in specific areas who belong to the reasonable and unreasonable usage groups. Thus, the results of this study can help PT PLN Tanjung Pinang to improve energy efficiency, reduce operational costs related to non-technical losses of AMR power, and reduce the risk of violations and misuse of electricity by customers.

Penelitian ini bertujuan untuk mengelompokkan pelanggan listrik PT PLN Tanjung Pinang berdasarkan pola pemakaian listrik mereka dengan menggunakan metode Fuzzy C-Means, dan mengkombinasikan hasil pengelompokkan dengan data spatial untuk membantu PT PLN Tanjungpinang dalam memantau dan mengelola susut nonteknis daya AMR beban 20kVA dengan lebih efektif dan tepat. Dalam penelitian ini, dilakukan pengelompokkan terhadap 88 pelanggan listrik berdasarkan pola pemakaian listrik mereka dan ditemukan bahwa 62 pelanggan termasuk dalam kelompok pemakaian wajar dan 26 pelanggan termasuk dalam kelompok pemakaian tidak wajar. Selanjutnya, hasil dari pengelompokkan ini dikombinasikan dengan data spatial berupa titik koordinat pada peta, sehingga PT PLN Tanjungpinang dapat melihat secara visual lokasi pelanggan yang termasuk dalam kelompok pemakaian wajar dan tidak wajar di wilayah tertentu. Dengan demikian, hasil dari penelitian ini dapat membantu PT PLN Tanjungpinang untuk meningkatkan efisiensi penggunaan energi, mengurangi biaya operasional yang berhubungan dengan susut non-teknis daya AMR, serta mengurangi risiko terjadinya pelanggaran dan penyalahgunaan listrik oleh pelanggan.