Masalah sampah bukan hanya mengenai pencemaran lingkungan, namun menjadi salah satu permasalahan sosial yang bisa saja suatu saat dapat menimbulkan konflik. Dari segi pengelolaan sampah di Indonesia sendiri masih banyak dilakukan secara tradisional, bahkan tak jarang kita jumpai masyarakat dengan terang-terangan membuang sampah secara sembarangan tanpa memperdulikan lingkungan dan tak mengikuti prosedur di lokasi yang ditentukan, maka dari itu sampah dikumpulkan disuatu lokasi yang disebut TPST. Salah satu TPST yang ada di Indonesia adalah TPST Bantargebang dimana di TPST tersebut terdapat pembangkit listrik tenaga sampah atau PLTSa yang dimaksudkan untuk mengurangi volume sampah, serta dapat mengahasilkan listrik dari sampah dengan teknologi pembakaran langsung atau incinerasi, dimana potensi listrik pertahun PLTSa merah putih sebesar 717,6 Mw, untuk signifikansi pengurangan sampah dimana menggunakan metode korelasi didapatkan nilai yang masih sangat rendah yaitu 0,423599751 dimana nilai korelasi ini bernilai rendah.

The waste problem is not only about environmental pollution, but is also a social problem that could someday lead to conflict. In terms of waste management in Indonesia itself, much of it is still done traditionally, in fact, it is not uncommon for people to openly dispose of waste carelessly without regard to the environment and do not follow procedures at the specified location, therefore waste is collected in a location called TPST. One of the TPSTs in Indonesia is the Bantargebang TPST where in the TPST there is a waste power plant or PLTSa which is intended to reduce the volume of waste, and can generate electricity from waste with direct combustion or incineration technology, where the annual electricity potential of Red and White PLTSa is 717,6 Mw, for the significance of waste reduction where using the correlation method the value is still very low, namely 0.423599751 where this correlation value is low.