Semakin majunya zaman saat ini, energi listrik sangatlah dibutuhkan sekali, permintaan akan kebutuhan energi listrik selalu bertambah di setiap tahunnya. Oleh karena itu, sistem tenaga listrik diharuskan memiliki keandalan yang baik dan terjamin. Gangguan yang kerap terjadi pada sistem distribusi 20 kV dapat mengganggu kontinuitas penyaluran energi listrik ke pelanggan meskipun pemakaian listrik cukup andal. Sehingga menyebabkan munculnya kerugian dan timbulnya ENS. ENS (Energy Not Supplied) merupakan energi yang tidak tersalurkan dikarenakan terjadinya pemadaman. Energi tidak tersalurkan membuat perusahaan dan pelanggan mengalami kerugian. Penerapan metode minim padam dapat menurunkan nilai ENS dimana durasi pemadamannya lebih singkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai ENS sebelum dan sesudah menggunakan metode minim padam. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode kuantitatif dengan melakukan pengambilan data dari PT. PLN (Persero) UP3 Kebon Jeruk, lalu melakukan perhitungan guna mengetahui nilai ENS sebelum dan sesudah menggunakan metode minim padam serta keuntungan yang didapatkan. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, hasil ENS saat pemadaman total untuk tahun 2021 yaitu 709.175,074 kWh. Sedangkan setelah menggunakan metode minim padam nilai ENS menjadi sebesar 57.923,884 kWh. Keuntungan (Gain) Rupiah yang diperoleh yaitu sebesar Rp. 725.493.818 berdasarkan dari perhitungan sebelum dan sesudah penggunaan metode minim padam.

The more advanced the current era, electrical energy is very much needed, the demand for electrical energy needs always increases every year. Therefore, the electric power system is required to have good and guaranteed reliability. Frequent disruptions in the 20 kV distribution system can interfere with the continuity of the distribution of electrical energy to customers even though the use of electricity is quite reliable. Thus causing the emergence of losses and the emergence of ENS. ENS (Energy Not Supplied) is energy that is not distributed due to an outage. Unsalted energy makes companies and customers suffer losses. The application of the minimal extinguishing method can reduce the ENS value where the duration of the outage is shorter. This study aims to determine the value of ENS before and after using the minimal extinguishing method. The research method used in this study is to use quantitative methods by taking data from PT. PLN (Persero) UP3 Kebon Jeruk, then performed calculations to find out the value of ENS before and after using the minimal extinguishing method and the benefits obtained. Based on the calculations carried out, the ENS results during the total outage for 2021 were 709,175,074 kWh. Meanwhile, after using the minimal extinguished method, the ENS value became 57,923,884 kWh. The rupiah gain obtained was Rp. 725,493,818 based on calculations before and after the use of the minimal extinguished method.