Dengan banyaknya penggunaan listrik di lingkungan kita sekarang baik dikalangan rumah tangga maupun di industri mengakibatkan banyak manusia bergantung dengan listik. Listrik digunakan untuk berbagai hal seperti menyalakan lampu, kipas angin, televisi dan masih banyak lagi. Energi listrik yang digunakan di kalangan rumah tangga maupun industri akan dihitung secara otomatis oleh PT.PLN (Persero) dengan menggunakan alat ukur yaitu kWh meter. kWh meter yang digunakan di PT.PLN (Persero) terdiri dari dua jenis yaitu kWh meter konvensional dan digital. bertujuan untuk menjawab keraguan masyarakat dengan adanya pergantian dari awalnya hanya kWh meter ekonvensional menjadi kWh meter digital. Untuk menjawab keraguan tersebut penelitian dilakukan dengan melakukan perbandingan dari kedua kWh meter tersebut baik dilihat dari segi nilai eror atau kesalahan pada kWh meter.Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa nilai eror yang didapat dibawah angka satu persen yaitu pada kWh konvensional 0,51%, 0,68%, 0,50% sedangkan kWh digital didapatkan angka sebesar 0,51%, 0,64% dan 0,54%. Sedangkan untuk sistem yang digunakan kWh digital dari rupiah diubah ke energi sedangkan kWh konvensional dari energi diubah ke rupiah sehingga ketika energi kwh yang dikeluarkan 330 kWh akan mengeluarkan biaya sebesar Rp 500.000 untuk daya 4400VA. Kemudian sistem kedua terdapat di rekening minimum (daya beban) untuk kWh meter elektronik tidak terdapat rekening minimum (daya beban) sedangkan untuk kWh meter elektromekanik terdapat rekening minimum (daya beban) dengan daya 4400VA akan dikenai biaya beban sebesar Rp 258.241,28 setiap bulannya.

With the large use of electricity in our environment today, both among households and in industry, many people depend on electricity. Electricity is used for various things such as turning on lights, fans, televisions and much more. Electrical energy used by households and industry will be calculated automatically by PT. PLN (Persero) using a measuring instrument, namely the kWh meter. The kWh meter used in PT. PLN (Persero) consists of two types, namely conventional and digital kWh meters. aims to answer people's doubts with the change from initially only conventional kWh meters to digital kWh meters. To answer these doubts the research was carried out by comparing the two kWh meters both in terms of error values or errors in the kWh meter. 0.68%, 0.50% while digital kWh are 0.51%, 0.64% and 0.54%. As for the system used, digital kWh from rupiah is converted to energy while conventional kWh from energy is converted to rupiah so that when 330 kWh of energy is released, it will cost Rp. 500,000 for 4400VA power. Then the second system is in the minimum account (load power) for the electronic kWh meter there is no minimum account (load power) while for the electromechanical kWh meter there is a minimum account (load power) with a power of 4400VA will be charged a load fee of Rp. 258,241.28 every month.