Untuk menjamin kontinuitas dan keandalan penyaluran tenaga listrik dilakukan pemeliharaan. Namun, pemeliharaan ini masih sering dilakukan pemadaman. Sistem pemeliharaan atau revisi gardu yang dilakukan PT.PLN (Persero) UP3 Area Marunda yang dilaksanakan dengan memadamkan gardu distribusi yang mengakibatkan pemadaman pada pelanggan selama pekerjaan pemeliharaan tersebut berlangsung. Hal ini menjadi perhatian karena pelanggan merasakan pemadaman yang akan berdampak pada penjualan kWh, peningkatan ENS (Energy Not Suplied) dan kenaikan nilai SAIDI (System Average Interuption Duration Index) yang akan semakin besar. Untuk mengurangi hal tersebut, PT. PLN (Persero) UP3 Area Marunda menerapkan sistem pemeliharaan dengan metode tanpa padam atau dengan melakukan pekerjaan dalam keadaan bertegangan (PDKB) dengan cara memindahkan beban gardu yang akan dilakukan pemeliharaan ke Unit Gardu Bergerak (UGB) atau Unit Trafo Bergerak (UTB). Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data berupa angka-angka yang dapat dianalisa. Pada perhitungan energy yang terselamatkan pada gardu BK196 sebesar 61,83 kWh, pada gardu PK165 sebesar 141,98 kWh dan di gardu CK190 sebesar 63,25 kWh. Adapun metode pemadaman minimal pada gardu BK196 sebesar 46,37, pada gardu PK165 sebesar 106,48 dan pada gardu CK190 sebesar 47,38 kWh. Hal ini membuktikan bahwa penerapan pemeliharaan dengan metode tanpa padam dapat menghemat energi yang tidak tersalurkan sebesar 66.772 kWh dengan putaran rupiah sebesar Rp. 97.954,52/bulan. Untuk nilai SAIDI lebih kecil saat menerapkan sistem pemeliharaan dengan metode minim padam sebesar 03, menit/pelanggan/tahun dari pada padam total sebesar 1,2 menit/pelanggan/tahun.

To ensure continuity and reliability of electricity distribution, maintenance is carried out. However, this maintenance is still often done blackouts. The maintenance system or substation revision carried out by PT. PLN (Persero) UP3 Marunda Area which was carried out by extinguishing distribution substations which resulted in blackouts to customers during the maintenance work. This is a concern because customers feel blackouts which will have an impact on kWh sales, an increase in ENS (Energy Not Suplied) and an increase in the SAIDI (System Average Interuption Duration Index) value which will be even greater. To reduce this, PT. PLN (Persero) UP3 Marunda Area applies a maintenance system with a non-extinguishing method or by carrying out work in a voltage state (PDKB) by moving the load of the substation that will be carried out for maintenance to the Mobile Substation Unit (UGB) or Mobile Transformer Unit (UTB). The research was conducted using quantitative methods, namely research procedures that produce data in the form of numbers that can be analyzed. In the calculation of the energy saved at the BK196 substation is 61.83 kWh, at the PK165 substation it is 141.98 kWh and at the CK190 substation 63.25 kWh. The minimum extinguishing method at the BK196 substation is 46.37, at the PK165 substation it is 106.48 and at the CK190 substation 47.38 kWh. This proves that the application of maintenance with the non extinguishing method can save energy that is not channeled by 66,772 kWh with a rupiah rotation of Rp. 97,954.52/month. The SAIDI value is smaller when implementing a maintenance system with a minimal outage method of 03 minutes/customer/year than a total outage of 1.2 minutes/customer/year.