Pada sistem ketenagalistrikan terus mengalami perkembangan tiap tahunnya, khususnya terjadinya pertumbuhan pelanggan atau beban energi listrik yang akan semakin besar dikarenakan dengan menambahnya penduduk sehingga kebutuhan yang digunakan juga meningkat. Dan mengakibatkan pada sistem distribusi sering terjadi gangguan yaitu overload pada transformator. Yang dimana terdapat transformator pada PT. PLN UP3 Marunda yang mengalami keadaan overload yaitu pada Gardu PK51N di Penyulang Hutan dengan persentase pembebanan sebesar 92% dan nilai ketidakseimbangan beban pada jurusan b yaitu 24,63%, jurusan d yaitu 29,31%, dan jurusan e yaitu 25%. Solusinya yaitu dengan metode pecah beban pada transformator yang mengalami keadaan overload. Sehingga setelah dilakukan pecah beban pada Gardu PK51N persentase pembebanannya menjadi 73% dan nilai ketidakseimbangannya menjadi pada jurusan b yaitu 9,3%, jurusan d yaitu 3,3%, dan jurusan e yaitu 7%. Sehingga metode pecah beban adalah salah satu metode yang dapat mengatasi overload pada transformator.

The electricity system continues to develop every year, especially the occurrence of customer growth or the burden of electric power which will be greater due to the increase in the population so that the demand used will also increase. This resulted in frequent disturbances in the distribution system, an overload on the transformer. Where there is a transducer in PT. The overloaded PLN UP3 Marunda is in the PK51N substation in Forest Feeder with a loading ratio of 92% and the load unbalance value of the b section is 24.63%, the d section is 29.31%, and the electronic section is 25%. The solution is the load rupture method on the transformer which is experiencing an overload condition. So that after breaking the load on the PK51N substation, the load ratio becomes 73% and the unbalance value of the b section becomes 9.3%, the d section 3.3% and the electronic section is 7%. So that the load rupture method is one of the ways that can overcome the overload on the transformer.