PLTU Rote (2X3 MW) berada di Desa Rote, Kabupaten Rote Ndao,
Provinsi Nusa Tenggara Timur mengalami kendala dalam proses
pembangunannya. Pembangkit ini mulai dibangun tahun 2011 dan berhenti di
tahun 2015 Dalam rentan waktu kurang lebih 9 (Sembilan) tahun dari tahun
2015 sampai dengan tahun 2023 kondisi PLTU Rote (2X3 MW) mulai dari
peralatan utama sampai dengan peralatan penunjang berada di lokasi
pembangkit dengan kondisi jarak yang berdekatan dengan laut serta kecepatan
udara yang relative tinggi sehingga hembusannya mengandung banyak ion
chloride (CI-) yang bersifat agresif karena menyebabkan pH rendah (acid),
maka sebelum dilakukan pembangunan kelanjutan perlu dilakukan assessment
terhadap keseluruhan peralatan pembangkit tersebut terutama pada peralatan
elektrikal dan mekanikal untuk memastikan peralatan tersebut masih layak
untuk beroperasi. Metode pengujian yang dilakukan terhadap peralatan PLTU
Rote (2X3 MW) adalah thickness dan penetrant test. Dari hasil inspeksi
thickness terhadap turbine piping didapatkan bahwa semua pipa masih dalam
kondisi batas diijinkan (MWT). Dengan asumsi peralatan berusia 5 tahun maka
didapatkan nilai CR (Corossion Rate) paling besar adalah 0.47 mm/tahun, pada
area Deaerator Correlate Pipe, beberapa pipa masih dalam kondisi terlapisi
base coat dengan baik. Sedangkan secara umum semua area spot melalui
pengujian penetrant test masih dalam kondisi baik, masih sesuai acceptance
criteria dengan standard code yang diterapkan.
PLTU Rote (2x3 MW) is located in Rote Village, Rote Ndao Regency, East Nusa
Tenggara Province, and is experiencing problems in the construction process. This
power plant began construction in 2011 and stopped in 2015. In a span of
approximately 9 (nine) years from 2015 to 2023, the conditions of the Rote PLTU (2X3
MW) starting from the main equipment to the supporting equipment are located at the
power plant location with the condition that the distance is close to the sea and the air
speed is relatively high so that the blows contain a lot of chloride ions (CI-), which are
aggressive because they cause low pH (acid), so before continuing construction, it is
necessary to carry out an assessment of the entire power plant equipment, especially on
electrical and mechanical equipment, to ensure that the equipment is still feasible to
operate. The test methods performed on the Rote PLTU equipment (2x3 MW) are
thickness and penetrant tests. From the results of the thickness inspection of the turbine
piping, it was found that all pipes were still within the allowable limit conditions
(MWT). Assuming the equipment is 5 years old, the highest CR (Corossion Rate) value
is 0.47 mm/year. In the Deaerator Correlate Pipe area, some pipes are still well coated
with base coat. In general, all spot areas tested through penetration testing are still in
good condition and in accordance with the acceptance criteria with the standard code
applied.