Kasus ketidakseimbangan beban ini umum ditemukan di trafo-trafo pada gardu
distribusi dan gardu hubung, karena ketidakserempakan dalam pemakaian listrik dan
selalu terjadi penambahan baru beban konsumen/pelanggan yang tidak dapat
diperkirakan penambahannya. Akibat dari ketidakseimbangan beban tersebut akan
muncul arus netral. Arus netral ini yang menyebabkan rugi-rugi, yaitu rugi-rugi karena
terdapat arus netral pada penghantar trafo. Arus netral memiliki pengaruh terhadap
besarnya rugi-rugi daya. Semakin besar arus netral yang mengalir pada trafo dapat
menyebabkan rugi-rugi daya yang besar juga dalam menyalurkan energi listrik sampai ke
beban pelanggan. Gardu distribusi yang akan dianalisis adalah gardu distribusi K0338
dan Gardu Distribusi K0692. Dalam penelitian ini menganalisis menggunakan
perhitungan matematis, meliputi kapasitas pembebanan trafo, ketidakseimbangan beban,
dan rugi-rugi penghantar netral trafo menggunakan data pengukuran malam. Berdasarkan
data pengukuran yang kita dapatkan, kemudian data tersebut dimasukkan ke persamaan
untuk mencari pembebanan trafo. Besarnya beban dipakai pada trafo K338 memiliki nilai
pembebanan 54,086 %. Kondisi ini masih dikatakan baik untuk trafo layak bekerja
menyalurkan daya. Kemudian besarnya beban dipakai pada trafo K692 memiliki nilai
pembebanan 64,9%. Kondisi ini masih dikatakan cukup untuk trafo layak bekerja
menyalurkan daya berdasarkan indeks kesehatan Trafo SPLN No.17 Tahun 2014.