Pertumbuhan pelanggan yang terus meningkat setiap tahunnya pada PT. PLN (Persero) UP3 Depok khususnya pada Penyulang Protokol tentu dapat memicu terjadinya beban berlebih, sehingga dapat menyebabkan arus yang mengalir dan daya yang dibangkitkan bertambah yang menimbulkan panas dan kerusakan pada isolasi. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi terjadinya peristiwa overload transformator diantaranya pemerataan beban (Pemindahan beban) yang dilakukan dengan memindahkan beban pada Gardu AGN menuju Gardu PIS yang sebelumnya mengalami keadaan kekurangan beban. Peneliti melakukan analisis pembebanan trafo pada masing-masing penghantar sebelum dan sesudah dilakukannya kegiatan pecah beban. Parameter yang dipakai dalam analisis pembebanan, yaitu persentase pembebanan penghantar utama, persentase pembebanan antar fasa, serta persentase ketidakseimbangan pada masing-masing transformator. Hipotesis dalam penelitian ini bahwa pecah beban dan pemerataan beban dapat mengurangi kelebihan beban (overload) pada trafo. Sebelum dilakukan pecah beban, trafo AGN yang diukur pada saat Waktu Beban Penuh (WBP) memiliki hasil persentase pembebanan sebesar 81,4%. Kemudian, dilakukan pecah beban di Luar Waktu Beban Penuh (WBP) dengan acuan hasil pengukuran pada Waktu Beban Penuh (WBP). Pengukuran beban kembali dilakukan setelah proses pecah beban selesai dengan hasil perhitungan pembebanan mencapai 57,5%. Metode pecah beban yang telah dilakukan tersebut dapat mengurangi beban sebesar 23,9%.

Customer growth continues to increase every year at PT. PLN (Persero) UP3 Depok, especially in the Protocol Feeder, can certainly trigger an overload, so that it can cause the current to flow and the power generated to increase which causes heat and damage to the insulation. Efforts were made to overcome the occurrence of transformer overload events including load distribution (load transfer) which was carried out by moving the load at the AGN Substation to the PIS Substation which previously experienced a state of under-load. The researcher conducted an analysis of the transformer loading on each conductor before and after the load breaking activity was carried out. The parameters used in the loading analysis are the percentage of the main conductor loading, the percentage of loading between phases, and the percentage of imbalance in each transformer. The hypothesis in this study that load rupture and load equalization can reduce the overload on the transformer. Prior to load rupture, the AGN transformer measured at Full Load Time (WBP) had a loading percentage of 81.4%. Then, the load is broken outside the Full Load Time (WBP) with reference to the measurement results at the Full Load Time (WBP). The load measurement was again carried out after the load rupture process was completed with the load x calculation results reaching 57.5%. The load breaking method that has been done can reduce the load by 23.9%.