Kondisi medan dan cuaca yang ganas di lautan merupakan faktor penyebab kecelakaan
kapal laut. Kondisi ini dimaksudkan untuk lautan yang memiliki tinggi gelombang
sebesar 4.3 – 15 meter disertai kecepatan angin antara 8.3 – 20 m/s (29.88 – 72 km/jam).
Kondisi ini menurunkan kualitas suplai daya listrik seiring pertambahan beban pada
tenaga penggerak (turbin penggerak kapal). Hal ini menyebabkan gangguan kelistrikan
bahkan shutdown atau blackout. Bagian sistem kelistrikan yang menjadi penyebab
kecelakaan pada kapal laut adalah diesel generator dan emergency generator khususnya:
baterai, proses starting, pemilihan switchboard, dan bahan bakarnya. Pada penelitian ini,
simulator Kongsberg berguna untuk mengobservasi kecelakaan dan pengoperasian yang
efektif pada sistem kelistrikan kapal laut sesuai dengan data sekunder (penelitian yang
relevan, kasus investigasi kecelakaan, dan wawancara). Metode penelitian yang
digunakan berjenis kualitatif dan kuantitatif. Kualitatif dimaksudkan untuk menunjukkan
adanya hubungan kesamaan antara penelitian, kasus investigasi, dan wawancara
narasumber dengan observasi menggunakan simulator Kongsberg. Sedangkan, kuantitatif
dimaksudkan pengolahan Analisa pada kecepatan turbin tenaga penggerak dengan tenaga
listrik yang dibutuhkan. Kemudian, teknik analisis metode bow-tie Diagram bertujuan
untuk merumuskan langkah-langkah dalam mewujudkan program Indonesia Penakluk
Samudra. Adapun kapal laut yang digunakan pada penelitian ini berjenis VLCC (Very
Large Crude Carrier).