Tingginya kebutuhan energi listrik diharuskan untuk melakukan pengoptimalan efisiensi sistem penyaluran pada jaringan transmisi. Susut energi PT PLN (Persero) pada tahun 2022 sebesar 8,76%. Efisiensi saluran transmisi dianggap baik apabila dapat mengurangi susut energi sekecil mungkin. Salah satu penyebab susut pada jaringan transmisi ialah timbulnya anomali hotspot. Oleh karena itu tujuan penelitian untuk mengidentifikasi anomali hotspot pada SUTET 500 kV Ungaran-Pedan dan menghitung susut energi akibat anomali hotspot serta membandingkan biaya kerugian dengan biaya perbaikan anomali tersebut. Metode yang digunakan ialah metode deskriptif dan kuantitatif.. Dari hasil pengukuran thermovisi pada SUTET 500 kV Ungaran-Pedan dengan panjang saluran 75,31 km terdapat temuan 16 titik hotspot pada clamp jumper konduktor dengan suhu dari 41,3 ˚C sampai dengan suhu ppslinh tinggi 101 ˚C sehingga PT PLN (Persero) mengalami kerugian energi yang hilang sebesar 44482,88 kWh dalam setahun. Sedangkan PT PLN (Persero) mengalami kerugian biaya sebesar Rp 64.264.416,79 dalam setahun. Dan apabila dilakukan perbaikan PT PLN (Persero) rencana anggaran biayanya sebesar Rp 10.995.300 untuk metode offline dan Rp 4.965.000 untuk metode PDKB. Biaya kerugian akibat dari anomali hotspot jauh lebih besar dibandingkan dengan biaya perbaikan sehingga lebih baik dilakukan perbaikan untuk anomali tersebut sesegera mungkin untuk menghindari kerugian yang lebih besar.

The high demand for electrical energy necessitates the optimization of efficiency in transmission system distribution networks. The energy loss of PT PLN (Persero) in 2022 was 8.76%. Transmission line efficiency is considered good if it can minimize energy loss as much as possible. One of the causes of losses in the transmission network is the occurrence of hotspot anomalies. Therefore, the research objective is to identify hotspot anomalies in the 500 kV Ungaran-Pedan transmission line and calculate the energy loss due to hotspot anomalies, as well as compare the cost of losses with the cost of repairing these anomalies. The method used is descriptive and quantitative. From the thermovision measurements on the 500 kV UngaranPedan transmission line with a length of 75.31 km, there were 16 hotspot points found on the conductor clamp jumper with temperatures ranging from 41.3 °C to a high temperature of 101 °C, resulting in PT PLN (Persero) experiencing a loss of 44,482.88 kWh of energy per year. Meanwhile, PT PLN (Persero) incurred a cost loss of Rp 64,264,416.79 per year. And if repairs are carried out, PT PLN (Persero) budgeted costs are Rp 10,995,300 for the offline method and Rp 4,965,000 for the PDKB method. The cost of losses due to hotspot anomalies is much greater than the cost of repairs, so it is better to repair the anomalies as soon as possible to avoid greater losses.