FIKRI, FADILUL and SUDIRMANTO, SUDIRMANTO (2023) ANALISA TEKANAN SEBELUM DAN SETELAH PEMASANGAN ALAT PENGENDALI BEBAN ANGKUT (VPLOUGH) PADA SUBMERGED DRAG CHAIN CONVEYOR (SDCC) DI PLTU SURALAYA. Diploma thesis, ITPLN.
![[thumbnail of 202112025-Fadilul Fikri...pdf]](https://repository.itpln.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
202112025-Fadilul Fikri...pdf
Restricted to Repository staff only
Download (2MB)
Abstract
PLTU Suralaya merupakan pembangkit listrik dengan 7 unit pembangkit yang mempunyai total kapasitas terpasang 3440 MW. PLTU Suralaya menggunakan batubara sebagai bahan bakar utamanya sehingga menghasilkan abu sebagai residu dari proses pembakaran. Submerged Drag Chain Conveyor (SDCC) merupakan alat yang sangat penting di unit pembangkit karena merupakan alat satu – satunya penyalur bottom ash
dari boiler sehingga apabila terjadi gangguan dapat mengakibatkan unit pembangkit derated atau bahkan shutdown. Target Equivalent Forced Outaged Factor (EFOR) PLTU
Suralaya relatif ketat yaitu 2,45%.Gangguan yang sering terjadi ialah overload, adanya material non bottom ash yang
mengganjal rantai sehingga SDCC tidak dapat beroperasi. Dalam penanganan gangguan ini, dilakukan berbagai macam pencegahan seperti memasang alat pengendali beban
angkut. Kondisi yang seringkali terjadi ialah gangguan SDCC juga disertai jumlah bottom ash yang banyak di bak SDCC sehingga durasi penanganan gangguan menjadi lama.
SDCC merupakan alat untuk memindahkan bottom ash dari dalam bak SDCC secara cepat tanpa mengganggu operasional unit pembangkit sehingga gangguan cepat teratasi dan dapat beroperasi kembali.
PLTU Suralaya is a power plant with 7 generating units with a total installed capacity of 3440 MW. PLTU Suralaya uses coal as its main fuel to produce ash as residue from the combustion process. Submerged Drag Chain Conveyor (SDCC)is a
very important tool in the generating unit because it is the only means of channeling bottom ash from the boiler so that if a disturbance occurs it can result in the generating
unit being derated or even shutdown. The target of the Equivalent Forced Outaged Factor (EFOR) of PLTU Suralaya is relatively tight, namely 2.45%. The disturbance that often occurs is overload, the presence of non-bottom ash
material that blocks the chain so that SDCC cannot operate. In handling this disturbance, various kinds of prevention are carried out, such as installing a load control
device. The condition that often occurs is that SDCC disturbances are also accompanied by a large amount of bottom ash in the SDCC tub so that the duration of disturbance handling becomes long.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Residu, SDCC, OEE Residue, SDCC, OEE |
Subjects: | Skripsi Bidang Keilmuan > Teknik Mesin |
Divisions: | Fakultas Teknologi dan Bisnis Energi > S1 Teknik Mesin |
Depositing User: | Nurul Hidayati |
Date Deposited: | 28 Aug 2025 03:27 |
Last Modified: | 28 Aug 2025 03:27 |
URI: | https://repository.itpln.ac.id/id/eprint/302 |