Permasalahan kondisi pada sistem pulau Bunaken tidak terhindar dari gangguan pembangkit luar dan dalam. Pemulihan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) menjadi
alternatif untuk meningkatkan keandalan sistem isolated seperti di Pulau Bunaken, khususnya dalam hal ketersediaan tenaga listrik dan efisiensi operasional. Dengan
memulihkan dan mengoptimalkan PLTS, penggunaan pembangkit berbahan bakar solar dapat dikurangi, sehingga sistem menjadi lebih handal, efisien, dan mampu memenuhi kebutuhan listrik secara berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan mencari dampak rehabilitasi PLTS terhadap keandalan sistem kelistrikan dan efisiensi operasional pembangkit. Metode penelitian menggunakan Metode kuantitatif dengan menghitung EAF dan SFC Hasil penelitian menunjukkan bahwa rehabilitasi PLTS meningkatkan Equivalent Availability Factor (EAF) PLTS menjadi 100%, yang berarti PLTS Kembali beroperasi dengan optimal. Konsumsi bahan bakar PLTD mengalami penurunan signifikan, dari 46.352 liter menjadi 36.363 liter per bulan. Nilai Specific Fuel Consumption (SFC) juga menunjukkan perbaikan efisiensi sistem, dengan pola konsumsi bahan bakar yang lebih terkontrol setelah rehabilitasi. Selain itu, rehabilitasi ini berkontribusi dalam mendukung upaya pemerintah untuk mempercepat transisi energi bersih di wilayah tersebut. Kesimpulannya, setalah menghitung nilai EAF dan SFC sebelum dan sesudah di rehabilitasi, dampak pertama dapat mengukur kehadalan pembangkit dalam Kemampuan ketersediaan pembangkit untuk mensuplai energi listrik dan dampak kedua dapat mengukur efisiensi dalam pemakaian bahan bakar terhadap energi listrik yang dihasilkan.