Suplai daya listrik dari PLN sangat berpengaruh terhadap penyediaan energi listrik bagi masyarakat. Energi listrik dari PLN tidak selalu kontinu dalam penyalurannya dan pasti terjadi pemadaman dari PLN. PT. XYZ sebagai perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi membutuhkan suplai listrik di area distribusi bahan bakar bio diesel, dengan fokus pada pemilihan penyediaan suplai listrik yang paling efisien. Penelitian yang dilakukan adalah kajian kebutuhan akan suplai listrik yang dibutuhkan untuk area tersebut. Pendekatan kuantitatif digunakan dalam penelitian ini, membandingkan dua skema penyediaan suplai listrik. Hasil analisis menunjukkan bahwa penggunaan trafo step-up 0,4/3,3 kV dinilai lebih efisien dibandingkan dengan menggunakan skema merge saluran tegangan rendah 0,4 kV dalam menangani arus starting. Skema trafo step-up mampu menekan lonjakan arus sebesar 68,48%. Namun, penerapan skema ini menyebabkan peningkatan kapasitas daya saluran yang dibutuhkan sebesar 16,71%, mencapai 1330,36 kVA dibandingkan dengan skema merge saluran yang memerlukan kapasitas daya sebesar 1107,93 kVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa trafo step-up dan merge saluran berada dalam golongan tarif daya yang sama, namun metode trafo step-up lebih efektif dalam pengendalian arus starting, sehingga dianggap lebih efisien secara keseluruhan.

The electricity supply from PLN significantly impacts the provision of electrical energy for the community. The electricity from PLN is not always continuous in its distribution, and outages are inevitable. PT. XYZ, a company engaged in the construction sector, requires a reliable electricity supply in the biodiesel fuel distribution area, focusing on selecting the most efficient power supply solution. This study examines the electricity supply needs for the area. A quantitative approach is used in this research, comparing two electricity supply schemes. The analysis results show that using a 0.4/3.3 kV step-up transformer is more efficient than the 0.4 kV low-voltage merge line scheme in handling starting currents. The step-up transformer scheme can reduce current surges by 68.48%. However, implementing this scheme increases the required line capacity by 16.71%, reaching 1330.36 kVA compared to the merge line scheme, which requires a power capacity of 1107.93 kVA. The study results indicate that both the step-up transformer and merge line schemes fall under the same power tariff category, but the step-up transformer method is more effective in controlling starting currents, making it more efficient overall.