Potensi EBT di Indonesia sangat besar dan meningkat setiap tahunnya. Pengembangan konversi energi baru terbarukan juga semakin gencar dilakukan agar program Net Zero Emission tercapai pada tahun 2060. Salah satu potensi EBT yang sedang marak diaplikasikan adalah PLTS. Salah satu perencanaan pembangunan PLTS ada di wilayah Jatiluhur. Kapasitasnya sebesar 100 MWp dengan memanfaatkan luas lahan Waduk Jatiluhur yang luasnya mencapai 8.300 hektare. PLTS Terapung 100 MWp ini direncanakan untuk memenuhi kebutuhan beban di salah satu sistem mandiri milik perusahan swasta. Namun, akan ada saat dimana PLTS akan on Grid dengan Jaringan Jatiluhur jika tidak dapat memenuhi kebutuhan beban. Daya keluaran PLTS yang fluktuatif, ditambah dengan beban non-linier seperti inverter pada PLTS mengakibatkan harmonisa yang tinggi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kondisi sistem kelistrikan Jatiluhur sebelum dan setelah penambahan PLTS, distorsi harmonik pada jaringan setelah penetrasi PLTS, dan mitigasi harmonisanya. Pada penelitian ini, dilakukan tiga variasi peneterasi PLTS 100 MWp : 50% dan 100%. Hasil menunjukkan bahwa nilai Individual Harmonic Distortion pada penetrasi 100% PLTS paling besar. Jaringan yang paling signifikan terkena dampak harmonisa nya yaitu Busbar Jatiluhur 4 dengan level tegangan 6,3 kV dan Busbar GDC 2 dengan level tegangan 0,4 kV. Mitigasi harmonik yang dilakukan adalah dengan memasang filter jenis passive single-tuned filter berkapasitas 15 MVAR. Pemasangan filter ini mengakibatkan nilai harmonisa turun, dan penurunan faktor daya yang masih dalam batas standar karena penambahan daya reaktif terhadap jaringan.

The potential of renewable Energy in Indonesia is very high and increasing every year. The development of new renewable Energy conversion is also intensively carried out so that the Net Zero Emission program is achieved by 2060. One of the EBT potentials that is being applied is PLTS. One of the PLTS development plans is in the Jatiluhur area. The capacity is 100 MWp by utilizing the land area of the Jatiluhur Reservoir which covers 8,300 hectares. This 100 MWp Floating Solar Power Plant is planned to meet the load needs of one of the independent systems owned by a private company. However, there will be times when the PLTS will be on Grid with the Jatiluhur Grid if it cannot meet load requirements. The fluctuating output Power of PLTS and non-linear loads such as inverters on PLTS results in high harmoniks. This study was conducted to determine the condition of the Jatiluhur electrical system before and after the integration of PLTS, harmonik distortion on the network after PLTS penetration, and harmonik mitigation. In this study, three variations of 100 MWp PLTS penetration were conducted: 50% and 100%. The results show that the value of Individual Harmonic Distortion at 100% solar penetration is the largest. And, the most significant network affected by harmoniks is Jatiluhur Busbar 4 with a voltage level of 6.3 kV and GDC Busbar 2 with a voltage level of 0.4 kV. Harmonik mitigation is done by installing a passive single-tuned filter with a capacity of 15 MVAR. The installation of this filter results in a decrease in harmonics value, and a decrease in Power factor which is still within standard limits due to the addition of reactive Power to the network