Sistem T merupakan Sistem Kelistrikan di Pulau Timor. Sistem ini dibagi menjadi dua wilayah yaitu wilayah timur dan barat. Pada wilayah barat, sebaran pembangkit lebih banyak dibandingkan wilayah timur. Karena kurangnya pemerataan sumber energi pada kedua wilayah tersebut maka perlu adanya penambahan pembangkit. Penambahan pembangkit pada Sistem T juga telah direncanakan di RUPTL 2021-2030. Salah satu penambahan pembangkit pada sistem ini adalah PLTS 2x5 MW di tahun 2024 . PLTS tersebut akan dipasang di wilayah timur. Calon lokasi yang akan dianalisis untuk pemasangan PLTS antara lain Kota Atambua, Kota Kefamenanu, dan Kota Soe. Hal ini bertujuan untuk pemerataan sebaran pembangkit. Selain itu, apabila terjadi kenaikan beban pada wilayah timur maka akan menyebabkan permasalahan terkait losses dikarenakan letak pembangkit yang cukup jauh yaitu di bagian barat. Pemasangan PLTS akan disimulasikan dengan menggunakan simulasi quasi-dynamic yang tersedia pada software Digsilent sehingga dapat dilihat pengaruh interkoneksi PLTS selama 1 tahun. Didapatkan hasil susut energi sebelum interkoneksi PLTS sebesar 18.376,22 MWh. Hasil penurunan susut paling besar yaitu setelah pemasangan PLTS di Kota Soe dengan penurunan sebesar 9,39%. Namun pemasangan ini belum dapat memperbaiki profil tegangan secara keseluruhan. Untuk itu, perlu adanya pemasangan Static Var System dengan kompensasi daya reaktif sebesar 14,19 MVAR agar dapat memperbaiki profil tegangan agar sesuai dengan aturan grid code di masing-masing GI Sistem-T.

System T is the electricity system on the Timor island. The system is divided into two regions, East and West. The distribution of Solar Power Plants in the Western is more than the Eastern region. Due to the lack of equal distribution of energy sources in the two regions, additional Solar Power Plants are needed. The addition of Solar Power Plants in System T has also been planned in the 2021-2030 RUPTL. One of the additional Solar Power Plants in this system is a 2x5 MW in 2024 that will be installed in the Eastern region. This analysis aims to equalize the distribution of Solar Power Plants. Prospective locations for the installation of Solar Power Plants include Atambua City, Kefamenanu City, and Soe City. Moreover, if there is an increase in load in the Eastern region, it will cause problems related to losses to the quite far location of the Solar Power Plant in the West. The installation of Solar Power Plants using Quasi-dynamic Simulations in Digsilent Software can be seen as the effect of Solar Power Plants interconnection for 1 year. Energy losses before the interconnection of Solar Power Plants was 18,376.22 MWh. The lowest losses result after the installation of Solar Power Plants is in Soe City with a decrease of 9.39%. However, this installation has not been able to improve the overall voltage profile. For this reason, it is necessary to install a Static Var System with reactive power compensation 14,19 MVAR in order to improve the voltage profile to comply with the grid code rules in each GI T-System.