Beberapa wilayah terpencil di Indonesia masih menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) untuk menghasilkan listrik seperti Desa Mandah dan Igal Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau. Kendala utama yang dihadapi adalah pasokan bahan bakar karena jarak pengiriman yang jauh dan biaya pengiriman yang tinggi. Hal tersebut menjadikan kelistrikan Desa Mandah dan Igal hanya beroperasi selama 14 jam dalam sehari. Mengingat banyaknya potensi limbah kelapa sawit di Riau, pada penelitian ini dilakukan perencanaan Substitusi PLTD menjadi PLTBm untuk menganalisis kelayakan dari sisi teknis jatuh tegangan dan rugi daya pada kelistrikan Desa Mandah dan Igal. Penelitian dilakukan dengan metode simulasi aliran daya, ada tiga tahap penelitian yang dilakukan, pada tahap pertama dilakukan analisis terhadap PLTD Eksisting, tahap kedua disubtitusikan PLTD menjadi PLTBm dan tahap ketiga mengkombinasikan antara PLTD dan PLTBm. Hasil dari penelitian menunjukkan nilai jatuh tegangan pada kondisi eksisting diperoleh sebesar 4,19%, serta susut daya diperoleh sebesar 3,27 %, Subtitusi PLTD menjadi PLTBm mampu menekan jatuh tegangan menjadi 0,25% pada Simulasi ETAP 16.0.0, serta susut daya menjadi 0,194% dan Kombinasi PLTD dan PLTBm memperoleh jatuh tegangan menjadi 0,02 % pada Simulasi ETAP 16.0.0, serta susut daya menjadi 0,032 % pada simulasi ETAP 16.0.0. Hasil tersebut menunjukkan bahwa penggunaan Pembangkit baru yang di selaraskan dengan PLTD eksisting berpengaruh terhadap kualitas tegangan dan daya Jaringan 20 kV Mandah dan Igal.

Some remote areas in Indonesia still use Diesel Power Plants (PLTD) to generate electricity. One of them is Mandah and Igal Village. The main obstacle faced is the supply of fuel due to long shipping distances and high shipping costs. This makes Mandah and Igal electricity only operate for 14 hours a day. Considering the large potential of palm oil waste in Riau, this research is carried out planning for the substitution of PLTD into PLTBm to analyze the feasibility in terms of technical voltage drops and power losses in Mandah and Igal electricity. The research was carried out in three stages, in the first stage an analysis of the existing PLTD was carried out, in the second stage PLTD was substituted for PLTBm and and the third stage was to combine PLTD and PLTBm. The results of the study showed that the voltage drop value in the existing conditions was obtained at 4.19%, and the power loss was obtained at 3.27%, the substitution of PLTD into PLTBm was able to reduce the voltage drop to 0.25% in the ETAP 16.0.0 simulation, and the power loss to 0.194% and the combination of PLTD and PLTBm obtained a voltage drop to 0.02% in the ETAP 16.0.0 simulation, and the power loss to 0.032% in the ETAP 16.0.0 simulation. These results show that the use of new plants synchronized with existing PLTD has an effect on the quality of voltage and power in the 20 kV Mandah and Igal networks.